Tambah Energi Terbarukan, PLN Operasikan PLTS Hybrid Selayar
Kini Desa Parak, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dengan kapasitas 1,3 megawatt-peak (MWp).
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan PLTS ini merupakan yang terbesar di Sulawesi Selatan.
“Hadirnya PLTS Hybrid Selayar ini diharapkan menjadi trigger bagi kita untuk berinovasi dalam mengembangkan potensi sumber energi terbarukan seperti energi matahari, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), geothermal, dan bentuk energi terbarukan lainnya,” ujar Adi Priyanto, Direktur PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, dalam keterangan persnya, Minggu (17/4).
Menurut PLN, keberadaan PLTS ini menambah bauran energi baru-terbarukan (EBT) di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) menjadi 38,8%.
PLTS Hybrid Selayar juga diklaim mampu menurunkan emisi karbon sebesar 1.400 ton CO2 per tahun, serta menghemat biaya operasional Rp16,5 miliar per tahun.
"Hal ini merupakan bentuk dukungan PLN dalam peningkatan pemanfaatan energi hijau untuk mencapai target neutral carbon pada 2060, sekaligus mendukung perhelatan G20 di Indonesia," terang Adi.
PLTS milik PLN ini dibangun di atas lahan seluas 1,46 hektare dengan total investasi Rp39,5 miliar. Penandatanganan kontrak pembangunannya dilaksanakan pada awal Mei 2021, kemudian persiapan dan pembersihan lahan proyek dilakukan pada Mei–Juni 2021.
Pekerjaan konstruksinya dijalankan pada Juli–November 2021, dilanjutkan dengan tes uji coba pada November-Desember 2021. Kemudian PLN mulai melakukan tahap operasi komersial pada 23 Desember 2021 setelah menyelesaikan reliability run, performance test, dan uji laik operasi.
Sampai dengan April 2022, PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulserabar) dilaporkan sudah memiliki 11 PLTS dengan total kapasitas 2,5 MWp. PLTS tersebut tersebar di beberapa pulau, seperti Pulau Sabutung di Kabupaten Pangkep dan Pulau Tomia di Kabupaten Wakatobi.
"Ke depannya, berdasarkan RUPTL tahun 2021-2030, PLN akan membangun 12 PLTS di beberapa pulau lain di kawasan Sulserabar dengan total kapasitas 17,61 MWp," jelas PLN dalam keterangan persnya.
Dalam strategi karbon rendah (low carbon) yang ditetapkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, PLN memproyeksikan kapasitas pembangkit listrik dari EBT dapat mencapai 106.354 gigawatt-jam (GWh) pada 2030.
PLN memproyeksikan tenaga air akan menjadi kontributor terbesar dengan kapasitas 42.516 GWh, diikuti panas bumi 36.485 GWh, dan biomassa 16.132 GWh.
Sedangkan pembangkit listrik tenaga surya diproyeksikan dapat mencapai total kapasitas 6.135 GWh pada 2030.