ESDM, Pertamina, SKK Migas Digugat atas Kebakaran Sumur Minyak di Aceh

Muhamad Fajar Riyandanu
22 April 2022, 18:40
kementerian esdm, skk migas, pertamina, kebakaran sumur minyak
ANTARA FOTO/Rahmad
Lokasi terbakarnya pengeboran minyak illegal di Dusun Kamar Dingin Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu (25/4), yang mengakibatkan sebanyak puluhan orang terluka dan sekitar 10 orang meninggal dunia.

Menteri ESDM, PT Pertamina, dan Kepala SKK Migas digugat oleh seseorang bernama Indra Kusmeran di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (20/4) terkait sumur minyak yang terbakar di wilayah kerja Blok Perlak, Kecamatan Ranto Perlak, Kabupaten Aceh Timur.

Dalam gugatan dengan nomor perkara 216/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst tersebut penggugat meminta agar sumur tersebut ditutup dalam waktu dekat dan meminta Menteri ESDM, Pertamina dan Kepala SKK Migas untuk segera membayar ganti rugi kepada korban yang terdampak kebakaran sumur minyak tersebut.

Terakhir, penggugat juga meminta agar Menteri ESDM dan PT Pertamina (Persero) melakukan evaluasi terhadap kontrak kerja sama minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh SKK Migas.

"Rp 1 miliar untuk satu orang korban jiwa dan Rp 500 juta untuk satu orang yang mengalami luka-luka akibat kebakaran sumur minyak dan gas di wilayah Blok Perlak," tulis petitum tersebut seperti dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Jumat (22/4).

Menanggapi adanya gugatan tersebut, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko, mengatakan SKK Migas akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Minyak Aceh (BPMA) dan PT Pertamina EP. Rudi mengaku telah menerima surat dari Bupati Aceh Timur yang mempersilakan SKK Migas melakukan penutupan sumur.

“Sumur yang di Aceh itu ada di dua area, yang satu diurus sama SKK migas yang satu diurus sama BPMA. Nah Kebetulan sumur yang terbakar itu adalah di bawah Pertamina EP. Untuk penutupan sumur itu, Bupatinya sudah sutuju,” kata Rudi di Gedung Wisma Mulia, Jakarta pada Jumat (22/4).

Rudi menambahkan, jika nantinya akan dilakukan penutupan sumur di wilayah kerja Blok Perlak, SKK Migas meminta jaminan keamaan saat melakukan penutupan sumur. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir perlawanan warga setempat.

“Kami minta jaminan keamanan saja, nanti kalau kami tutup rakyatnya marah gak. Kami juga gak bisa gegabah karena ada mata pencarian rakyat juga. Dan di daerah sana itu kan daerah konflik ya, maka harus hati-hati,” sambung Rudi.

Pada kesempatan tersebut, Rudi belum bisa memastikan apakah sumur minyak yang terbakar di wilayah kerja Blok Perlak merupakan sumur ilegal. Ia mengaku belum pernah mengunjungi lokasi sumur yang dimaksud.

“Itu tambang tradisional, sumur-sumur tua. Saya juga belum cek. Mengenai waktu penutupan sumur juga belum kami bahas. Kami baru sampai di tahap pembicaraan secara general saja, untuk penutupannya belum,” tukas Rudi.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...