Ancaman Putin Jadi Kenyataan, Rusia Setop Aliran Gas ke 2 Negara Eropa

Happy Fajrian
27 April 2022, 13:08
rusia, putin, gas, bulgaria, polandia, eropa, uni eropa,
Pixabay/DimitroSevastopo
Ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin menhentikan pasokan gas ke Eropa jika tidak dibayar dengan rubel menjadi kenyataan.

Ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan pasokan gas ke Eropa jika tidak dibayar dengan rubel menjadi kenyataan. Polandia dan Bulgaria menjadi korban pertama kebijakan Putin yang pasokan gasnya dihentikan oleh Gazprom, perusahaan gas milik negara Rusia.

Pada Selasa (26/4) Gazprom telah menginformasikan kepada Polskie Górnictwo Naftowe i Gazownictwo S.A. atau PGNiG, perusahaan gas Polandia, dan Bulgargaz, perusahaan gas milik negara Bulgaria, bahwa pasokan gas akan dihentikan mulai hari ini, Rabu (27/4).

Sekitar 40% dari total impor gas alam Eropa berasal dari Rusia, dengan 60% impor dibayar dengan euro dan sisanya dalam dolar. Putin telah menuntut agar negara-negara oposisi membuka rekening di Gazprombank dan membayar impor gas dalam euro dan dolar yang dikonversi menjadi rubel.

Namun pemimpin negara-negara Eropa menyatakan tidak akan mengikuti permintaan Putin dengan alasan pembayaran dua langkah seperti itu bertentangan dengan kontrak sekaligus tidak sejalan dengan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.

“Proposal Rusia untuk prosedur pembayaran dua langkah melanggar kontrak dan memberikan risiko besar bagi Bulgaria, termasuk risiko melakukan pembayaran tanpa menerima pengiriman gas dari Rusia,” kata pemerintah Bulgaria seperti dikutip dari CNBC.com pada Rabu (27/4).

Pemerintah Bulgaria mengatakan sedang bekerja dengan perusahaan gas negara untuk menemukan sumber alternatif untuk menggantikan pasokan dari Rusia dihentikan hari ini, salah satunya dengan mendapatkan gas dari pipa TurkStream.

Pemerintah Bulgaria juga menegaskan tidak ada pembatasan konsumsi gas domestik meskipun negara Balkan berpenduduk 6,5 juta itu memenuhi lebih dari 90% kebutuhan gasnya dengan impor dari Rusia. Simak databoks berikut:

Polandia tidak hanya menolak membayar dengan rubel, negara tersebut juga pendukung Ukraina dalam perang dengan Rusia. Mereka juga menjadi titik transit untuk pengiriman senjata dari Amerika Serikat (AS) dan negara barat lainnya ke Ukraina.

Pemerintah Polandia minggu ini mengkonfirmasi bahwa mereka mengirim tank ke Ukraina. Pada hari Selasa kemarin mereka juga mengumumkan daftar sanksi baru yang menargetkan 50 oligarki dan perusahaan Rusia, termasuk di antaranya Gazprom.

Gas Rusia dikirim ke Polandia melalui pipa Yamal yang melalui Belarus. Polandia telah menerima sekitar 9 miliar meter kubik (bcm) gas Rusia setiap tahun.

Adapun kontrak Polandia dengan Gazprom sebesar 10,2 (bcm) per tahun yang berkontribusi 50% dari total konsumsi nasional. PGNiG mengatakan bahwa permintaan Rusia untuk dibayar dalam rubel merupakan pelanggaran kontrak Yamal.

Berdasarkan bagan aliran yang diterbitkan di situs Jaringan Operator Sistem Transmisi Eropa untuk gas menunjukkan telah terjadi penurunan drastis aliran gas di titik masuk di Kondratki, sebuah kota di Polandia timur, dan Vysokaye, yang berada di Belarus.

Kantor berita Rusia Tass mengutip Gazprom yang mengatakan bahwa Polandia harus membayar pasokan gasnya di bawah prosedur yang baru yakni dengan euro dan dolar yang dikonversi terlebih dulu menjadi rubel. Simak databoks berikut:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...