Pemerintah Uji Coba Penyaluran Subsidi Tertutup LPG 3 Kg di 67 Titik
Pemerintah semakin serius untuk menerapkan skema subsidi langsung untuk penyaluran LPG 3 kg, Pertalite dan solar. Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan pemerintah telah menjalankan proyek percontohan di 67 titik di Pulau Jawa untuk skema penyaluran subsidi langsung LPG 3 kg.
"Sudah mulai, khususnya untuk subsidi langsung LPG saat ini dilakukan di 67 titik. Ada di Jawa barat, di Pulau Jawa," kata Pahala saat ditemui di Graha Pertamina, Gambir, Jakarta pada Senin (9/5) malam.
Adapun uji coba dilakukan dengan menggunakan teknologi Biometrik dan QRIS di bawah koordinasi Bappenas. Selain itu, Pertamina akan melakukan uji melalui aplikasi My Pertamina. Sementara Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah akan menerapkan percobaan di 34 kabupaten dan kota tahun ini.
"Untuk menjaga ketersediaan pasokan LPG dan mengurangi impor, dalam jangka pendek, akan dilakukan peningkatan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan aparat penegak hukum," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (13/4).
Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra El Talattov, meminta pemerintah segera mempercepat subsidi langsung atau perorangan untuk BBM dan LPG 3 kg.
“Kebijakan subsidi tertutup lebih baik daripada menambah kuota dan menaikkah harga produknya. Masalahnya tinggal pada sinkronisasi data antar lembaga untuk menentukan siapa warga yang berhak menerima subsidi,” kata Abra bulan lalu, Senin (18/4).
Sebelumnya Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih meyebut uji coba penyaluran subsidi tertutup sudah berjalan. Namun saat ini Kementerian ESDM masih menunggu keputusan Presiden untuk menerapkan skema ini secara nasional.
"Kami menunggu keputusan Presiden apakah akan diterapkan subsidi tepat sasaran ini karena konsekuensi penyaluran tepat sasaran adalah kenaikan harga LPG 3 kg," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (19/1).
Menurut laporan Kementerian Keuangan, selama periode Januari-Februari 2022 belanja subsidi energi Indonesia sudah mencapai Rp21,7 triliun. Nilai tersebut porsinya setara 16,97% dari anggaran subsidi energi, atau sekitar 10,48% dari total anggaran subsidi dalam APBN 2022.
Dalam APBN 2022 pemerintah mengalokasikan total anggaran subsidi sebesar Rp 206,96 triliun. Anggaran tersebut dibagi untuk subsidi energi sebesar Rp134,03 triliun dan untuk subsidi non energi Rp 72,93 triliun.
Jika dirinci lagi, anggaran subsidi energi dalam APBN 2022 dialokasikan untuk subsidi jenis bahan bakar minyak (BBM) tertentu sebesar Rp11,3 triliun, subsidi LPG tabung 3 kg senilai Rp 66,3 triliun, dan subsidi listrik Rp 56,5 triliun.
Belanja subsidi sepanjang tahun ini juga diperkirakan akan banyak terdampak kenaikan harga minyak dunia dan komoditas energi lainnya.
Jika dilihat riwayatnya, dalam beberapa tahun terakhir realisasi belanja subsidi energi Indonesia selalu melampaui Rp 100 triliun per tahun. Pada 2017 realisasi subsidi energi masih berjumlah Rp 97,6 triliun. Simak databoks berikut: