India akan Buka Tambang Batu Bara Raksasa untuk Tangkal Krisis Energi
Perusahaan batu bara milik negara India, Coal India, berencana membuka tambang batu bara terbesar di negara itu sebagai upaya untuk keluar krisis energi seiring melonjaknya permintaan listrik di tengah terpaan gelombang panas.
Juru bicara Coal India, Vinayak Jamwal, mengatakan bahwa tambang batu bara baru Siarmal, di negara bagian Odisha Timur ditargetkan akan memproduksi hingga 50 juta ton per tahun dalam lima hingga tujuh tahun ke depan.
“Produksi awalnya akan dimulai pada Oktober hingga Desember, atau kuartal III tahun ini, pada tingkat 2-5 juta ton per tahun,” kata Jamwal seperti dikutip Reuters, Jumat (27/5).
Saat ini tidak ada tambang di India yang memiliki kapasitas produksi mencapai 50 juta ton per tahun. Tambang batu bara terbesar India saat ini, tambang Gevra, level produksi tertingginya “hanya” 44 juta ton meski ditargetkan dapat memproduksi 52 juta ton per tahun.
Peningkatan produksi batu bara menjadi solusi untuk mengakhiri krisis listrik terburuk di India dalam lebih dari enam tahun. Bencana gelombang panas membuat permintaan listrik melonjak dan memaksa pemerintah untuk membatalkan kebijakan pengurangan impor batu bara.
India juga berencana membuka kembali tambang-tambang yang telah ditutup untuk mengatasi krisis listrik. Namun dengan pembukaan kembali tambang ini dan pembukaan tambang baru akan mengancam target penurunan emisi negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini.
Pemerintah India berencana memasang 450 gigawatt pembangkit listrik energi terbarukan pada 2030. Total kapasitas terpasang pembangkit listrik negara ini mencapai 401 GW di mana 111,4 GW merupakan energi terbarukan atau 27,8%.
Jamwal mengatakan bahwa saat ini tengah membangun infrastruktur untuk tambang terbuka baru, tambang Siarmal, yang sebagian berada di kawasan hutan. Simak databoks berikut:
Coal India juga berencana untuk membuka dua tambang baru lagi dengan kapasitas produksi gabungan tahunan sebesar 7 juta ton pada periode keuangan yang berakhir Marer 2023. Meski demikian rencana Coal India untuk membuka 7 tambang baru tahun ini kemungkinan tak tercapai.
India tengah diguncang krisis listrik menyusul gelombang hawa panas dengan rekor suhu udara tertinggi mencapai 45 derajat celcius di beberapa wilayah. Hawa panas membuat penggunaan listrik untuk pendingin ruangan melonjak tajam sementara di sisi lain pasokan batu bara India terus berkurang.
Saat ini persediaan batu bara di sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di India berada pada level terendahnya dalam sembilan tahun. Karena pasokan yang lebih rendah tersebut, sejumlah negara bagian seperti Uttar Pradesh melakukan pemadaman listrik hingga tujuh jam.
Adapun Coal India menyumbang sekitar 80% dari total produksi batu bara domestik India yang menargetkan produksi 700 juta ton tahun ini dan menjadi 1 miliar ton pada 2025.
Kementerian Kelistrikan India bahkan sudah mengeluarkan aturan yang mewajibkan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara impor untuk beroperasi dengan kapasitas penuh. Pemerintah India mendesak dunia usaha untuk segera merealisasikan impor batu bara sebanyak 19 juta ton.