Pertamina Kalahkan Exxon, Shell, Petronas Berkat Program ‘Langit Biru’

Muhamad Fajar Riyandanu
9 Juni 2022, 06:53
pertamina, bbm, ExxonMobil, Shell, BP, Petronas.
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/YU
Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU 24.361.77 Mayang Mangurai, Kota Baru, Jambi, Kamis (14/4/2022).

Skor Environmental, social, and corporate governance (ESG) Pertamina pada 2021 berdasarkan perhitungan Sustainalytics, 28,1. Peringkat perusahaan milik negara ini pun melampaui ExxonMobil, Shell, BP, dan Petronas.

Capaian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu juga melampaui skor 2020 yakni 41,6 atau di zona kuning.

Dengan peningkatan skor ESG tersebut, Pertamina menempati peringkat 15 dunia untuk kategori industri produsen minyak dan gas (industry oil and gas producer) dan kedelapan untuk sub-industri migas terintegrasi (sub industry integrated oil and gas).

Posisi Pertamina lebih tinggi ketimbang ExxonMobil, Shell, BP, dan Petronas.

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, skor tersebut merupakan hasil ikhtiar sejak lama. Di tengah Pandemi Covid-19, perusahaan menginisiasi program 'langit biru' di Kilang Balongan, Jawa Barat pada 2021.

Program tersebut memiliki visi menggeser penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ke sumber energi yang ramah lingkungan.

"Maka, bisa memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi karbon dan kemudian menjadikan peringkat ESG Pertamina meningkat," kata Nicke dalam Media Gathering di Grha Pertamina Jakarta pada Rabu malam (8/6).

Ia menambahkan, PT Pertamina juga melakukan konversi gas buang menjadi energi baru yang bisa digunakan kembali. Program ini diklaim berhasil menurunkan emisi karbon 27% atau lebih tinggi dari target nasional 26%.

"Ini memberikan keuntungan besar sekali. Jadi kami akan terus tingkatkan. Bisa menurunkan karbon emisi 30% pada 2030 dan menjadi zero emisi pada 2060. Kami optimistis bisa," tambah Nicke.

Saat ini, PT Pertamina berupaya mendorong transisi energi. Salah satunya caranya, dengan memperbanyak produksi gas.

Nicke menilai, gas merupakan penghubung transisi energi dari sumber energi fosil ke sumber energi baru dan terbarukan.

Dalam dua tahun terakhir, PT Pertamina melakukan survei terhadap 35 cekungan yang disinyalir memiliki cadangan gas melimpah. Penyisiran lautan 30 ribu kilometer ini dilakukan dengan Kapal milik Elnusa.

Dari 35 cekungan yang disurvei, ada lima di wilayah Indonesia timur yang dinilai prospektif. "Ini terpanjang dalam 10 tahun terakhir di Asia Pasifik," ujarnya.

Guna mengeksploitasi cadangan gas di lima cekungan tersebut, Pertamina harus membangun infrastruktur pendukung terlebih dulu. Infrastruktur yang dimaksud yakni jaringan gas pipa dan pendukung kegiatan industri migas lainnya seperti midstream, dan downstream.

Midstream meliputi pengolahan dan transportasi. Sedangkan downstream mencakup distribusi dan penjualan.

Gas-gas tersebut akan dialirkan ke rumah-rumah warga melalui jaringan gas (jargas) untuk menggantikan penggunaan elpiji yang 70% masih diperoleh dari impor. "Tahun ini, kami menargetkan 500 ribu jargas. Kami akan terus tingkatkan," ujar Nicke.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...