Tekan Produksi Solar, ESDM Bakal Luncurkan Program B35 Akhir Juli Ini
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana meningkatkan campuran minyak sawit ke Bahan Bakar Minyak jenis Solar hingga 35 % atau B35, akhir Juli ini. Campuran bahan nabati itu naik 5 % dari implementasi biodiesel 30 % atau B30 saat ini.
Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan pemerintah sudah menyiapkan bahan baku sebesar 17,14 juta kilo liter (kl). Edi melanjutkan, saat ini Kementerian ESDM bersama Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) sudah melakukan uji coba terhadap penggunaan B35 maupun B40.
"Terkait dengan aspek regulasi tidak ada perubahan yang signifikan, peningkatan B35 dari B30 itu dimungkinkan tanpa mengubah Permen ESDM," kata Edi dalam Energy Corner CNBC, Senin (11/7).
Dia menambahkan, adanya program B35 diharapkan bisa meningkatkan serapan minyak sawit sehingga berdampak pada melonjaknya harga minyak sawit mentah Indonesia (CPO) yang harganya anjlok dalam sebulan belakangan. "Berharap serapan Tandan Buah Segar (TBS) sawit naik, sehingga harganya meningkat. Tujuan utamanya itu," ujarnya.
Selain itu, pemanfaatan bahan bakar nabati diharapkan bisa mengurangi impor BBM fosil secara bertahap. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah Indonesia terbesar pada 2021 berasal dari Arab Saudi, dengan volume mencapai 4,42 juta ton dan nilai US$ 2,27 miliar. Volume itu mencapai 32,08 % dari total impor minyak mentah Indonesia, yang totalnya 13,78 juta ton. Sementara volume impor minyak tersebut juga meningkat 31,08 % dari tahun sebelumnya.
"Kalau kita gunakan biodiesel diharap bisa mengurangi produksi Solar dan mengurangi impor minyak fosil yang saat ini masih tinggi," katanya.
Sementara itu, Edi mengatakan pemanfaatan biodiesel di Tanah Air masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti keluhan pihak industri pertambangan dan perkapalan karena mengalami penggumpalan saat menggunakan B30. Selain itu, muncul kekhawatiran terkait kestabilan oksidasi dan kadar air yang terkandung dalam B35.
"Penurunan dayanya tidak signifikan, sekira 2 %. Nilai kalor Biodiesel lebih kecil dari Solar. Ini bisa diatasi dengan berjalannya waktu. Semoga tidak ada kendala signifikan untuk B35," ujar Edi.
Adapun pemanfaatan biodiesel domestik mencapai 9,3 juta kiloliter (kl) pada 2021. Jumlah tersebut meleset tipis dari target yang ditetapkan sebesar 9,4 juta kl.
Sejak 2017, pemanfaatan biodiesel domestik tercatat terus meningkat. Pemanfaatan mencapai 3,42 juta kl pada 2017 dan meningkat menjadi 6,17 kl pada 2018. Kemudian, pemanfaatan stagnan di angka 8,4 juta kl pada 2019 dan 2020.
Pemerintah berencana terus meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel hingga 2025. Mengutip Kementerian ESDM, produksi biodiesel ditargetkan mencapai 11,6 juta kiloliter pada 2025. Rencana peningkatan penggunaan biodiesel itu dilakukan untuk menghemat devisa negara dan ketergantungan Indonesia dari BBM impor.