Pertamina Janji Turunkan Harga BBM Non Subsidi Jika Harga Minyak Turun
Pertamina pekan lalu menaikkan harga BBM non-subsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite. Kenaikan harga tersebut disesuaikan dengan harga pasar yang mengacu pada pergerakkan harga minyak dunia.
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan jika nantinya harga minyak dunia menurun, harga dari ketiga BBM tersebut juga akan ikut turun.
"Harga BBM non subsisi memang dinaikkan. Ini bisa naik dan turun menyesuaikan harga minyak mentah," kata Nicke saat menjadi pembicara dalam Economic Challenges Metro TV pada Selasa (12/7), malam.
Adapun harga minyak mentah dunia pada Rabu pagi (13/7) berada di bawah US$ 100 per barel. Minyak mentah jenis Brent berada di level US$ 99,63 per barel sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dilego di harga US$ 95,92 per barel.
Sementar rincian kenaikan harga BBM non subsidi yakni Pertamax Turbo naik dari Rp 14.500 menjadi Rp 16.200 per liter, Pertamina Dex naik dari Rp 13.700 menjadi Rp 16.500 per liter, dan Dexlite naik dari Rp 12.950 menjadi Rp 15.000 per liter.
Di sisi lain, Nicke mengakui adanya kenaikkan harga minyak mentah global memberikan keuntungan atau windfall di sektor hulu migas tanah air. Kondisi tersebut berdampak positif bagi pendapatan negara.
Namun, torehan windfall di sektor hulu migas harus diarahkan untuk menutup pengeluaran di sektor hilir, yakni menutup selisih antara harga keekonomian BBM dengan harga jual di masyarakat.
"Hari ini untuk crude itu 40% kita masih impor dan untuk produk itu 36% kita masih impor. Artinya pendapatannya 60% harus bisa nutup pengeluaran yang 100%. Kalau kita lihat ini subsidi silang," sambung Nicke.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, alasan kenaikan harga BBM dan LPG non-subsidi karena mengikuti perkembangan harga migas dunia. Pada Juni 2022, harga minyak Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) senilai US$ 117,62 atau lebih tinggi 37% dibanding harga pada Januari 2020.
Pertamina menyatakan, porsi produk Pertamax Turbo dan Dex Series hanya 5% dari total konsumsi BBM nasional. Irto mengklaim meski ada kebijakan penyesuaian harga, tapi harga itu masih terbilang kompetitif dibanding produk sejenis yang dijual oleh sejumlah perusahaan penyalur BBM di Indonesia.