Rusia Ancam Setop Ekspor Minyak Jika Barat Terapkan Pembatasan Harga

Happy Fajrian
21 Juli 2022, 11:17
harga minyak, rusia, eropa, uni eropa, amerika
123rf/Ilkin Quliyev
Rusia mengancam akan menghentikan pasokan minyak ke pasar dunia jika negara Barat menerapkan pembatasan harga.

Rusia mengancam akan menghentikan ekspor minyak ke pasar dunia jika negara-negara barat menerapkan pembatasan harga. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia tidak akan menjual minyak di bahwa harga produksinya.

“Jika pembatasan harga yang mereka bicarakan ini lebih rendah daripada biaya produksi minyak, tentu saja Rusia tidak dapat memastikan pasokan minyak ke pasar dunia. Ini artinya kami tidak akan bekerja dengan kerugian,” kata Novak seperti dikutip Interfax, Kamis (21/7).

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa harga minyak akan meroket jika ada pembatasan. Co-Director Institute for The Analysis of Global Security, Gal Luft mengatakan kebijakan pembatasan harga akan menjadi bumerang bagi negara-negara barat.

“Menurut saya itu adalah ide yang konyol. Ide itu mengabaikan fakta bahwa minyak adalah komoditas yang ada padanannya (fungible). Mereka (Eropa dan Amerika) berbicara harga minyak US$ 40 per barel, tapi yang akan mereka dapatkan adalah US$ 140,” ujarnya seperti dikutip CNBC.

Sebagai informasi, Bloomberg melaporkan bahwa negara-negara Barat berencana menerapkan pembatasan harga minyak Rusia antara US$ 40 hingga US$ 60 per barel. “Anda tidak bisa mengakali hukum permintaan dan penawaran,” tambah Luft.

Luft hanya satu dari sekian banyak analis yang menyebut kebijakan pembatasan harga minyak Rusia tidak akan berhasil. Apalagi Cina dan India, yang telah menjadi pembeli terbesar minyak Rusia berkat diskon yang besar di tengah berbagai sanksi dari negara Barat, tidak akan menyetujui pembatasan harga.

“Saya sulit membayangkan bagaimana cara mengimplementasikan batasan harga untuk minyak Rusia, terutama ketika Cina dan India telah menjadi konsumen terbesar Rusia,” kata konsultan minyak Andrew Lipow, seperti dikutip Reuters, Selasa (28/6).

Negara-negara Barat berencana menerapkan pembatasan harga minyak Rusia sebagai sanksi atas perang di Ukraina. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menekan Uni Eropa agar segera menerapkan kebijakan itu.

Sebab pembatasan harga minyak Rusia diyakini dapat menjinakkan tingginya harga minyak mentah dunia sekaligus memangkas pendapatan Rusia yang bisa digunakan untuk membiayai perang di Ukraina.

“Dengan membatasi harga minyak Rusia kita akan lebih memperkuat sanksi yang ada kepada Moskow untuk memastikan mereka tidak dapat mengambil keuntungan dari lonjakan harga energi global yang disebabkan oleh invasi ke Ukraina,” kata Yellen.

Harga minyak bergerak cukup stabil sepanjang pekan ini meskipun sempat melonjak tinggi di awal pekan. Pada Senin (18/7) harga Brent naik lebih dari 5% menjadi US$ 106,27 per barel dibandingkan US$ 101,16 pada Jumat (15/7). Kemudian pada Selasa naik ke level US$ 107,35, dan kemarin diperdagangkan di level US$ 106,25.

Sementara West Texas Intermediate (WTI) naik hampir 2% pada awal pekan ini menjadi US$ 99,42 per barel, dan kini diperdagangkan di level US$ 102,26 per barel. Simak perkembangan harga minyak mentah dunia tiga bulan terakhir pada databoks berikut:

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...