Vale Indonesia Gandeng Ford Motor pada Proyek Smelter Nikel Pomalaa
PT Vale Indonesia menandatangani nota kerjasama yang tidak mengikat dengan produsen mobil asal Amerika Serikat (AS), Ford Motor Co., dan Zhejiang Huayou Cobalt untuk memproses bijih nikel di smelter Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Dalam perjanjian tersebut, disepakati total kapasitas produksi mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate.
Presiden Direktur Vale Febriany Eddy, mengatakan kerja sama tersebut mengacu pada kerangka perjanjian pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa yang telah disepakati antara Vale dan Huayou pada 27 April 2022. Adapun fasilitas HPAL ditargetkan mulai beroperasi pada 2025.
Febriany berharap, adanya proyek ini menegaskan pentingnya keberadaan Indonesia dalam industri mobil listrik dunia. Hal itu ditopang dengan dukungan sumber daya alam Nikel yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Kami senang Ford turut dalam kemitraan untuk Proyek HPAL di Blok Pomalaa," kata Febriany dalam siaran pers yang dikutip pada Jumat (22/7).
Komisaris Utama Vale, Deshnee Naidoo, mengatakan perusahaan memiliki rekam jejak operasi selama beberapa dekade di Indonesia dalam memproduksi nikel secara aman dan berkelanjutan.
Dia berharap perusahaan dapat bekerja sama dengan mitra lain yang mengedepankan aspek keberlanjutan pada proyek pengembangan yang memberikan dampak minimal terhadap lingkungan "Serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, wakil presiden Ford Model EV Industrialization Lisa Drake menyatakan kerja sama tiga pihak ini tentunya adalah cara yang kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi.
Lisa menilai hal ini selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford untuk berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Executive Vice Chairman Huayou, George Q. Fang, mengatakan kemitraan bersama Ford dan PT Vale akan menjamin suplai yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan dan membawa dampak positif pada perkembangan industri kendaraan listrik dan ekonomi Indonesia.
“Sebagai salah satu penghasil material baterai Li-ion dunia terdepan, Huayou telah melakukan upaya-upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industri dari Nikel dan Kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah," tukas George.