Konsumsi BBM Lampaui Level Pandemi Seiring Menipisnya Kuota Pertalite

Happy Fajrian
22 Agustus 2022, 08:13
bbm, harga bbm, pertamina, pertalite, solar, konsumsi bbm
ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/wsj.
Petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) melayani pelanggan di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (29/6/2022).

Pertamina Patra Niaga mengungkapkan bahwa konsumsi harian BBM secara nasional tahun ini sudah melampaui level konsumsi pada masa pandemi Covid-19. Di sisi lain, kuota BBM bersubsidi Pertalite dan Biosolar semakin menipis.

“Rata-rata konsumsi harian BBM nasional di tahun 2022 ini sudah lebih tinggi dibandingkan konsumsi normal harian sebelum pandemi ditahun 2019,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (22/8).

Irto menambahkan bahwa untuk mengantisipasi tingginya permintaan, Pertamina Patra Niaga Sebagai badan usaha yang diamanahkan untuk menyalurkan BBM bersubsidi akan memastikan stok BBM dalam kondisi aman dan distribusi ke SPBU akan dimaksimalkan.

Menurut Irto, naiknya konsumsi BBM didorong oleh bangkitnya aktivitas ekonomi pasca pandemi sehingga meningkatkan kebutuhan energi masyarakat.

Irto melanjutkan ketahanan stok untuk Pertalite dan Solar sangat aman, per 19 Agustus di atas 19 hari dan produksi terus dilakukan. Untuk proses distribusi dan kondisi stok di SPBU juga akan terus dimonitor secara real time melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC).

“Sehingga SPBU yang stoknya sudah dibatas minimal dapat segera disuplai kembali. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Kami mengimbau masyarakat agar tetap membeli BBM sesuai dengan kebutuhan,” lanjutnya.

Hingga Juli Pertamina telah menyalurkan 16,8 juta kilo liter (kl) Pertalite dari total kuota 23 juta kl hingga akhir tahun atau sekitar 73%. Sehingga saat ini tersisa 27% atau 6,2 juta kl yang diharap bisa memenuhi permintaan hingga Desember 2022.

Sementara untuk solar bersubdisi atau Biosolar, Pertamina sudah menyalurkan 66,4% atau 9,9 juta kl dari total kuota 14,9 juta kl. Sehingga tersisa 33,6% 5 juta kl sampai akhir tahun. Jika dirata-rata hingga Juli, konsumsi Pertalite mencapai 2,4 juta kl per bulan, sedangkan Solar 1,41 juta kl per bulan.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo akan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Biosolar pekan ini.

Menurut Luhut harga BBM bersubsidi harus dinaikan untuk mengurangi beban keuangan negara untuk sektor energi yang tahun ini mencapai Rp 502,4 trilun.

"Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan kenaikan harga BBM. Presiden sudah mengindikasikan. tidak mungkin kita mempertahankan harga yang terus demikian. Itu beban yang terlalu besar untuk APBN," kata Luhut saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin pada Jumat (18/8).

Ia menjelaskan, pemerintah sudah mengkaji dampak dari kenaikan harga BBM terhadap inflasi maupun pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Dia berharap, sejumlah skema jangka panjang seperti memasifkan penggunaan kendaraan listrik, pemanfaatan Biodiesel B40, dan menaikkan harga jual BBM Pertalite dan Solar mampu mengurangi beban subsidi energi dari tahun ke tahun.

"Inflasi tergantung pada berapa kenaikan solar dan berapa Pertalite nantinya? Bagaimanapun tidak bisa harganya dipertahankan terus demikian. Kita harus siap-siap karena subsidi kita kemarin Rp 502 triliun," ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...