Jelang Kenaikan Harga BBM, Konsumsi Pertalite Naik dan Solar Turun

Happy Fajrian
2 September 2022, 14:09
bbm, pertalite, solar, harga bbm, konsumsi bbm, harga bbm, harga bbm naik
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Pengendara kendaraan roda dua mengisi bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar, data dari Pertamina Patra Niaga menunjukkan bahwa konsumsi Pertalite setidaknya dalam tiga bulan terakhir terus mengalami peningkatan. Sebaliknya konsumsi solar pada Agustus turun dibandingkan dua bulan sebelumnya.

Pada akhir Agustus Pertamina telah menyalurkan Pertalite sebesar 19,5 juta kilo liter (kl) dari total kuota 23,05 juta kl. Jika dihitung selisihnya dengan data penyaluran per akhir Juli sebesar 16,8 juta kl, maka konsumsi Pertalite sepanjang Agustus mencapai 2,7 juta kl.

Kemudian penyaluran Pertalite hingga akhir Juni mencapai 14,2 juta kl, artinya konsumsi sepanjang Juli mencapai 2,6 juta kl. Sedangkan penyaluran Pertalite hingga akhir Mei mencapai 11,7 juta kl, yang berarti konsumsi sepanjang Juni mencapai 2,5 juta kl.

Sehingga sejak Juni hingga Agustus, konsumsi bulanan Pertalite mengalami kenaikan 100 ribu kl per bulan. Adapun rata-rata konsumsi Pertalite hingga Agustus mencapai 2,44 juta kl per bulan, naik dari rata-rata hingga Juli sebesar 2,4 juta kl per bulan.

Dengan rata-rata konsumsi bulanan tersebut, maka kuota Pertalite yang tersisa sebesar 3,55 juta kl hanya mencukupi hingga sekitar pertengahan bulan Oktober.

Sebaliknya, konsumsi solar bersubsidi sepanjang Agustus mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Penyaluran solar bersubsidi sepanjang Agustus mencapai 1,5 juta kl, yakni selisih antara total penyaluran hingga akhir Agustus sebesar 11,4 juta kl dengan akhir Juli sebesar 9,9 juta kl.

Jumlah tersebut turun dibandingkan konsumsi pada dua bulan sebelumnya yakni 1,6 juta kl pada Juli, (selisih penyaluran hingga akhir Juli sebesar 9,9 juta kl dengan akhir Juni 8,3 juta kl), dan 1,5 juta kl pada Juni, (selisih penyaluran hingga akhir Juni 8,3 juta kl dengan akhir Mei 6,8 juta kl).

Adapun rata-rata konsumsi solar hingga Agustus mencapai 1,43 juta kl per bulan, naik dibandingkan rata-rata konsumsi hingga Juli yang mencapai 1,41 juta kl per bulan. Dengan rata-rata konsumsi bulanan 1,43 juta kl, maka sisa kuota solar bersubsidi 4 juta kl akan habis sebelum Desember. 

Adapun pemerintah berencana menaikkan harga dua jenis BBM bersubsidi ini untuk mengurangi beban subsidi dan kompensasi energi seiring masih tingginya harga minyak dunia. Apalagi anggaran kompensasi energi dalam RAPBN 2023 dipangkas hingga 57% menjadi hanya Rp 126 triliun dari sebelumya Rp 293 triliun.

Sedangkan anggaran subsidi energi hanya naik tipis menjadi Rp 210,7 triliun dari sebelumnya Rp 208,9 triliun. Adapun untuk menahan harga Pertalite dan solar di bawah keekonomiannya pemerintah menggunakan anggaran kompensasi energi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu, Rabu (6/7), harga keekonomian Pertalite adalah Rp 17.200 per liter. Dengan harga jual hanya Rp 7.650 per liter, maka masyarakat menikmati subsidi dari pemerintah sebesar Rp 9.550 per liter.

Sedangkan solar harga keekonomiannya mencapai Rp 18.150 per liter. Dengan harga jual saat ini yang hanya Rp 5.150 per liter, subsidi dari pemerintah mencapai Rp 13.000 per liter.

Sementara Kementerian Keuangan memiliki hitungan yang berbeda dengan Pertamina terkait harga keekonomian Pertalite, solar, hingga LPG 3 kg. Simak databoks berikut:

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...