Pipa Gas Nord Stream 1 dan 2 Bocor, Eropa Selidiki Potensi Sabotase
Kebocoran terdeteksi pada pipa Nord Stream 1 dan 2 yang mengirimkan pasokan gas dari Rusia ke Eropa melalui Jerman. Belum diketahui apa penyebab kebocoran tersebut. Negara-negara Eropa melakukan penyelidikan penyebab kebocoran tersebut, termasuk kemungkinan adanya sabotase.
Operator pipa gas Nord Stream 2 melaporkan penurunan tekanan tiba-tiba pada Senin (26/9) malam, dengan juru bicara mengatakan adanya kemungkinan kebocoran. Otoritas Energi Denmark kemudian menyatakan bahwa kebocoran kemungkinan terjadi di salah satu dari dua pipa Nord Stream 2 yang terletak di perairan Denmark.
Beberapa jam kemudian, Nord Stream AG, operator pipa gas bawah laut lain dari Rusia ke Jerman, mengatakan sedang mencari penurunan tekanan di Nord Stream 1. Otoritas Maritim Swedia mengatakan pada Selasa (27/9) bahwa mereka telah menemukan dua kebocoran di Nord Stream 1 di perairan Swedia dan Denmark.
Setiap jalur pipa terdiri dari sekitar 100.000 pipa baja berlapis beton seberat 24 ton yang diletakkan di dasar laut. Pipa memiliki diameter internal konstan 1,153 meter, menurut Nord Stream. Bagian tersebut terletak pada kedalaman sekitar 80-110 meter.
Dua kebocoran terdeteksi pada pipa Nord Stream 1, yang menghentikan pengiriman gas ke Eropa bulan lalu, keduanya berlokasi di daerah timur laut pulau Bornholm, Denmark.
Pihak berwenang Denmark telah meminta kapal-kapal untuk menjauhi radius lima mil laut dari Bornholm setelah kebocoran di Nord Stream 2, yang belum memasuki operasi komersial karena Jerman membekukan proyek tersebut beberapa hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
Pada Selasa (27/9) angkatan bersenjata Denmark merilis video yang menunjukkan gelembung mengalir ke permukaan Laut Baltik di atas pipa, dan mengatakan kebocoran gas terbesar telah menyebabkan gangguan permukaan dengan diameter lebih dari 1 kilometer.
Potensi Sabotase
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan bahwa kebocoran itu karena serangan yang ditargetkan pada infrastruktur, dan Berlin sekarang tahu dengan pasti bahwa itu bukan disebabkan oleh kejadian alam atau peristiwa atau kelelahan material.
Perdana menteri Swedia dan Denmark mengatakan kebocoran itu jelas disebabkan oleh tindakan yang disengaja, dengan informasi yang menunjukkan kemungkinan sabotase, sementara perdana menteri Polandia menyalahkan sabotase, tanpa mengutip bukti.
Rusia, yang memangkas pengiriman gas ke Eropa setelah Barat memberlakukan sanksi atas invasi Moskow ke Ukraina, juga mengatakan kemungkinan sabotase dan kebocoran itu merusak keamanan energi benua itu.
Seorang pejabat senior Ukraina menyebut insiden itu sebagai serangan Rusia untuk mengacaukan Eropa, tanpa memberikan bukti.
“Kami melihat dengan jelas bahwa itu adalah tindakan sabotase, terkait dengan langkah selanjutnya dari eskalasi situasi di Ukraina,” kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki pada pembukaan pipa baru antara Norwegia dan Polandia seperti dikutip Reuters, Rabu (28/9).
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan bahwa dua ledakan telah terdeteksi sehubungan dengan kebocoran dan meskipun ini tidak mewakili serangan terhadap Swedia, pemerintahnya berhubungan dekat dengan mitra seperti NATO dan tetangga seperti Denmark dan Jerman mengenai perkembangan terbaru.
Seismolog di Denmark dan Swedia mengatakan mereka telah mencatat dua ledakan kuat pada hari Senin di sekitar kebocoran. “Sinyal tidak menyerupai sinyal dari gempa bumi. Mereka menyerupai sinyal yang biasanya direkam dari ledakan,” kata Survei Geologi Denmark dan Greenland (GEUS).
Dan seismolog di Universitas Uppsala Swedia, yang bekerja sama dengan GEUS, mengatakan ledakan kedua yang lebih besar dengan lebih dari 100 kilo (kg) dinamit, dan ledakan itu terjadi di dalam air bukan di bawah dasar laut.
Kebocoran Pupuskan Harapan Eropa Dapatkan Kembali Pasokan Gas Rusia
Tidak ada pipa yang memompa gas ke Eropa pada saat kebocoran ditemukan, tetapi insiden tersebut akan menggagalkan harapan yang tersisa bahwa Eropa dapat menerima bahan bakar melalui Nord Stream 1 sebelum musim dingin.
Operator Nord Stream mengatakan kerusakan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. “Ada beberapa indikasi bahwa itu adalah kerusakan yang disengaja,” kata seorang sumber keamanan Eropa, seraya menambahkan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan. “Anda harus bertanya: Siapa yang akan diuntungkan?”
Rusia mengurangi pasokan gas ke Eropa melalui Nord Stream 1 sebelum menghentikan aliran sama sekali pada Agustus, menyalahkan sanksi Barat karena menyebabkan kesulitan teknis. Politisi Eropa mengatakan itu adalah dalih untuk berhenti memasok gas.
Pipa Nord Stream 2 yang baru belum memasuki operasi komersial. Rencana untuk menggunakannya untuk memasok gas dibatalkan oleh Jerman beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina, dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" pada Februari.
"Kebocoran di bawah laut berarti tidak ada pipa yang kemungkinan akan mengirimkan gas ke UE selama musim dingin mendatang, terlepas dari perkembangan politik dalam perang Ukraina," tulis Eurasia Group dalam sebuah catatan.
Harga gas Eropa naik karena berita tersebut, dengan patokan harga Oktober Belanda naik hampir 10% pada hari Selasa. Harga masih di bawah puncak tahun ini tetapi tetap lebih dari 200% lebih tinggi dari pada awal September 2021.