Harga Minyak Dunia Terus Merosot, WTI Mendekati US$ 70 per Barel
Harga minyak terus merosot pada perdagangan Rabu (7/12), mendekati level terendah tahun ini. Merosotnya harga minyak tertekan kekhawatiran tentang resesi dan meredanya kekhawatiran bahwa pembatasan harga minyak Rusia oleh Barat akan membatasi pasokan secara signifikan.
Peringatan dari bank-bank besar Amerika Serikat (AS) tentang kemungkinan resesi tahun depan membebani, dan mendorong nilai tukar dolar AS. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan cenderung mengurangi selera terhadap aset berisiko.
Minyak mentah Brent sepanjang hari ini terus merosot hingga sempat menyentuh level terendahnya tahun ini di US$ 77,88 per barel. Sedangkan minyak mentah AS WTI turun mendekati US$ 70 per barel di level US$ 72,88 per barel, terendah sejak pertengahan Desember 2021.
“Masih banyak ketidakpastian di pasar hari ini,” kata Claudio Galimberti, wakil presiden senior di Rystad Energy, seperti dikutip Reuters. Ia menambahkan bahwa produksi minyak mentah di Rusia mungkin tidak turun sebanyak yang ditakutkan sebelumnya.
Brent menetap di bawah US$ 80 pada hari Selasa untuk kedua kalinya pada tahun 2022 dan telah membatalkan kenaikan tahun ini, yang telah mengangkat harga mendekati level tertinggi sepanjang masa di US$ 147 per barel pada Maret setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Kekhawatiran mereda bahwa batas harga minyak mentah Rusia dapat menyebabkan guncangan pasokan. Rusia, seperti dilaporkan Vedomosti, sedang mempertimbangkan opsi melarang penjualan minyak ke beberapa negara untuk mengimbangi batasan yang diberlakukan oleh negara Barat.
“Premi risiko geopolitik telah hilang, tetapi kekhawatiran inflasi belum,” kata pialang minyak PVM. “Jelas, investor tidak khawatir sedikit pun tentang potensi kekurangan pasokan yang mungkin merupakan akibat dari pembatasan harga dan larangan UE atas penjualan minyak Rusia.”
Beberapa dukungan untuk harga datang dari harapan pemulihan permintaan Cina yang pada hari ini mengumumkan perubahan paling besar pada rezim anti-Covid-nya sejak pandemi dimulai.
Negara ini mulai melonggarkan aturan yang menahan penyebaran virus tetapi melumpuhkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu dan memicu protes.
Juga memberikan dukungan terhadap harga minyak adalah laporan dari kelompok industri American Petroleum Institute yang mengatakan, mengutip sumber pasar, bahwa stok minyak mentah turun sekitar 6,4 juta barel.
Yang menjadi fokus adalah laporan pasokan AS terbaru dari Administrasi Informasi Energi yang akan dirilis hari ini yang akan mengkonfirmasi apakah terjadi penurunan besar dalam stok minyak mentah AS.