Kejar Target 1 Juta Sambungan Jargas, PGN Minta Insentif Harga Gas
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) meminta dukungan pembelian harga gas hulu sebesar US$ 4,72 per MMBTU dari sebelumnya US$ 6,5-7 per MMBTU. Hal ini untuk mempercepat target pembangunan satu juta jaringan gas (jargas) rumah tangga per tahun.
Permohonan pemangkasan harga gas hulu ini berangkat dari langkah pemerintah yang menghentikan penyaluran pendanaan APBN untuk pembangunan jargas rumah tangga sejak tahun 2022. Sehingga, pendanaan untuk pembangunan jargas kini hanya berasal dari pendanaan internal perusahaan.
Adapun alokasi APBN untuk pembangunan jargas PGN dialihkan untuk pembangunan jaringan pipa Cirebon-Semarang (Cisem).
Direktur Utama PT PGN, Muhammad Haryo Yunianto, mengatakan kemampuan perseroan hanya berada di angka 400 ribu jargas per tahun. Dia berharap, sisa 600 ribu jargas rumah tangga bisa dibangun oleh pemerintah lewat mekanisme KPBU atau kerjasama pemerintah dengan badan usaha.
Lebih lanjut, kata Haryo, pembelian harga gas hulu US$ 6,5-7 per MMBTU dinilai memberatkan keekonomian investasi pembangunan jargas rumah tangga yang dibangun oleh perusahaan.
"Kami harus bertanggungjawab untuk mengembalikan investasi ditengah tugas kami yang harus memberikan layanan kepada masyarakat," kata Haryo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI pada Rabu (1/2).
Haryo menyampakan bahwa pihanya juga telah menyampaikan surat permohonan kepada Kementerian ESDM untuk menurunkan harga gas hulu di batas harga maksimum US$ 4,72 per MMBTU. "Kami mohon dukungan karena kami masih membeli gas di harga B to B, sehingga ini memberatkan keekonomian investasi kami," ujar Haryo.
Pada kesempatan tersebut, PGN juga melaporkan laba bersih perusahaan senilai US$ 311 juta atau sekira Rp 4,66 triliun dari hasil penjualan 922 BBTUD ke 2.517 pelanggan industri komersial, 1.914 pelanggan kecil dan 765.756 pelanggan rumah tangga.
Sejauh ini PGN mengelola jaringan pipa sepanjang 25 ribu kilometer (KM) dengan 11,5 ribu diantaranya adalah milik perusahaan.