Selisih 10% dari Harga Wajar, Pemerintah Tak Turunkan Harga Pertalite
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah tetap menahan harga Pertalite di angka Rp 10.000 per liter meski harga minyak mentah dunia saat ini berada di bawah US$ 100 per barel.
Pasalnya, harga jual BBM bersubsidi itu masih di bawah harga keekonomian atau harga wajarnya. "Harga Pertalite sekarang masih di bawah harga nilai keekonomiannya," kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (24/2).
Kementerian ESDM pada awal Februari menyampaikan bahwa harga wajar Pertalite saat ini menyentuh nominal Rp 11.000 per liter atau lebih tinggi 10% dari harga jual eceran Pertalite saat ini. "Kalau harganya belum turun, berarti harganya belum ekonomis," ujar Arifin.
Adapun pada Jumat (24/2) petang, harga minyak jenis Brent berada di angka US$ 82,58 per barel. Sementara jenis West Texas Intermediate (WTI) berada pada level US$ 75,69 per barel.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, mengatakan bahwa disparitas harga jual dengan harga wajar di tengah meroketnya harga minyak menjadi dalil relevan apabila PT Pertamina tak menurunkan harga jual Pertalite saat ini.
"Saya lihat harga itu sudah mepet bagi Pertamina," ujar Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (3/2).
Peluang turunnya harga Pertalite kian sulit seiring dengan kembali naiknya harga minyak mentah Indonesia (ICP) bulan Januari 2023 sebesar 2,45% menjadi US$ 78,54 per barel. Kementerian ESDM menetapkan ICP Januari 2023 di level US$ 78,54 per barel, naik US$ 1,88 atau 2,45% dibandingkan level pada Desember 2022 US$ 76,66 per barel.
Kenaikan ini salah satunya didorong oleh optimisme permintaan minyak mentah atau produk minyak setelah Cina mencabut kebijakan pembatasan Covid-19.
Adapun PT Pertamina mencatat penyaluran BBM bersubsidi Pertalite pada Januari mencapai 2,4 juta kilo liter (kl) atau 7,3% dari total kuota tahunan. Sementara konsumsi Solar pada bulan pertama tahun ini telah terserap 1,4 juta kl atau 8,2% dari jatah alokasi 2023.
Pemerintah menetapkan kuota BBM bersubsidi Pertalite tahun ini sebanyak 32,56 juta kl atau lebih tinggi 8,85% dari kuota Pertalite tahun lalu sebesar 29,91 juta kl. Sedangkan kuota untuk solar ditetapkan 17 juta kl dan minyak tanah 500 ribu kl.