Kilang Dumai Setop Operasi Usai Kebakaran, Pertamina: Suplai BBM Aman
PT Pertamina menyampaikan bahwa operasional Kilang Dumai akan berhenti sementara hingga 15 April imbas kebakaran yang terjadi pada kilang Pertamina Refinery Unit II di Kota Dumai, Riau pada Sabtu (1/4), malam.
Hal itu ditujukan memudahkan prosesi inspeksi sistem dan perbaikan fasilitas sebelum kegiatan kilang berjalan aktif pada pertengahan bulan mendatang.
"Ada rencana pemulihan unit fasilitas. Operasional kilang secara penuh akan kembali pada 15 April karena Kilang Dumai sampai dengan 15 April nanti tidak akan berproduksi," kata Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman, saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Selasa (4/4).
Kilang Dumai merupakan kilang minyak terbesar ketiga di Indonesia dengan total kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 170 ribu barel per hari (bph). Kilang yang dibangun di atas lahan seluas 356,3 hektare itu berperan dalam pengolahan minyak mentah hingga 16,5% dari total kapasitas kilang Pertamina.
Guna mengatasi dampak pemberhentian Kilang Dumai terhadap arus minyak maupun BBM, Pertamina akan meningkatkan produksi pada kilang-kilang lain. Menurut Taufik, proses pemberhentian operasional Kilang Dumai tidak akan menggangu suplai BBM domestik.
"Kami memastikan keberadaan dan kesiapan BBM khususnya periode lebaran dan Ramadan dan juga tidak ada rencana menambah impor untuk kompensasikan dari produksi yang kurang dari Kilang Dumai," ujar Taufik.
Pada kesempatan tersebut, Taufik menyampaikan bahwa awal mulai api pemicu kebakaran berasal dari kebocoran pipa gas hidrogen di kompresor 212 C2 sekira pukul 22.42 WIB.
Letak kebocoran pipa berukuran 6 inci tersebut terletak pada line second stage yang secara spesifik berada di antara second stage compressor dan third stage compressor. "Terjadi kebakaran di pipa 6 inci Make up Gas Compressor di Kilang Dumai karena terjadi kebocoran gas hidrogen," kata Taufik.
Kejadian kebocoran gas yang diikuti oleh ledakan tersebut menyebabkan getaran dan dentuman keras yang terasa hingga Desa Tanjung Palas yang berjarak radius 1 kilometer (KM). Musibah tersebut menyebabkan 9 orang pekerja kilang mengalami luka akibat goresan pecahan kaca.
Selain itu, Taufik juga melaporkan adanya 418 perumahan warga yang terdampak kerusahan ringan pada plafon rumah. Kondisi serupa juga ditemui pada 4 masjid, dan tiga sekolah. "Untuk perbaikan fasilitas umum kami prioritaskan selesai pada 7 April, sementara perbaikan rumah selesai pada 17 April, sebelum lebaran," ujar Taufik.