Produksi Migas Pertamina Kuartal I Lampaui Realisasi Tahun Lalu
Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaporkan capaian produksi minyak sepanjang triwulan I 2023 mencapai 575.000 barel minyak per hari (MBOPD). Torehan tersebut naik 2% dari realisasi produksi minyak 2022 yang mencapai 566.000 MBOPD.
Direktur Utama PT PHE, Wiko Migantoro mengatakan, produksi minyak periode tersebut berasal dari produksi domestik sebanyak 424.000 MBOPD dan produksi internasional sejumlah 151.000 MBOPD. Target produksi minyak yang tertulis di rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2023 dapat mencapai 595.000 MBOPD atau lebih tinggi 5% dari realisasi tahun sebelumnya sejumlah 566.000 MBOPD.
Selain itu, Pertamina Hulu Energi mencatatkan produksi gas di level 2.783 MMCFD sepanjang triwulan I 2023. Angka ini lebih tinggi tinggi 6% dari target RKAP 2023 sebesar 2.763 MMCFD dan lebih tinggi 5% dari produksi gas tahun lalu.
Produksi migas domestik PHE berasal dari anggota holding, diantaranya PT Pertamina East Natuna, PT Pertamina Hulu Rokan, PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Indonesia dan PT Pertamina EP Cepu. Sementara itu, produksi minyak internasional berasal dari PT Pertamina Internasional EP yang beroperasi di lapangan migas di Irak, Algeria, dan Malaysia.
Wiko juga melaporkan, perseroan mengerek biaya belanja modal atau capex menjadi US$ 5,7 miliar atau sekira Rp 84,9 triliun pada RKAP 2023. Besaran ini lebih tinggi 44% dari realisasi capex 2022 senilai US$ 3,2 miliar.
Besaran belanja modal tersebut dimanfaatkan untuk mendongkrak kegiatan pengangkutan migas di seluruh perusahaan Pertamina grup dengan pengadaan 73 rig pengeboran dan 133 well intervention rig.
Hingga Maret, PHE sudah mengalokasikan US$ 431 juta belanja modal tahunan. "Diharapkan pada 2023 kontribusi produksi PHE menjadi 68% minyak dan 4% di gas nasional," kata Wiko dalam rapat dengar pendapat (RDP) pada Senin (10/4).
Belanja modal itu juga dialokasikan untuk mendukung kegiatan eksplorasi. Pertamina menargetkan pengeboran 32 sumur, lebih banyak dari realisasi tahun lalu sejumlah 17 sumur.
"Kemudian kami rencanakan pengeboran sumur eksplotasi 943 sumur dibandingkan realisasi tahun 2022 yang hanya 689. Sampai dengan triwulan I realisasi pengeboran menyentuh 169 sumur," ujar Wiko.