Produksi LNG Kuartal I Tembus 49,7 Kargo, Mayoritas untuk Asia Timur
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) mencapai 49,7 kargo sepanjang kuartal I 2023. Dari jumlah itu, sebanyak 35 kargo dialokasikan untuk pasar ekspor yang sebagian besar untuk pasar Asia Timur.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, memaparkan produksi LNG berasal sumbangan produksi masing-masing 21,9 kargo Kilang Bontang Pertamina dan 27,8 kargo dari Kilang BP Tangguh.
"Ekspor LNG rata-rata ke Cina, Taiwan, korea. Lingkupnya pasar Asia Timur. Kami jarang ke Timur Tengah karena agak jauh transpornya. Itu juga termasuk gas pipa yang ke Singapura," kata Kurnia di Kantor SKK Migas pada Senin (17/4).
Penyaluran LNG ke pasar Asia Timur sejatinya didistribusikan oleh pemenang lelang lego LNG. Pemerintah umumnya menjual pasokan LNG kepada perusahaan migas global yang memenangkan tender. Satu diantaranya yakni Vitol. "Kadang-kadang pemenangnya Vitol macem-macem. Mereka jual kemana kita juga gak tahu. Kita beri harga terbaik dari harga lelang," ujar Kurnia.
Sebelumnya, SKK Migas menetapkan produksi LNG dapat menyentuh kisaran 204 hingga 206 kargo pada 2023. Target ini lebih tinggi 5,1% dari torehan produksi LNG tahun lalu sejumlah 196 kargo.
Dari besaran produksi tahun ini, proyeksikan jumlah LNG yang akan diekspor mencapai 140,3 kargo. Nilai ini mendekati angka ekspor pada tahun sebelumnya. Sedangkan sisa kargo diperuntukan untuk keperluan domestik.
Pada 2022, SKK Migas telah menyiapkan sebanyak 58 kargo LNG yang ditujukan untuk kebutuhan domestik PLN. Suplai LNG terdiri dari 13 kargo yang berasal dari Kilang LNG Bontang dan 45 kargo berasal dari Kilang LNG Tangguh.