Vale Raup Rp 5,3 Triliun dari Penjualan Nikel Matte pada Kuartal I

Muhamad Fajar Riyandanu
27 April 2023, 11:15
vale, nikel,
PT Antam TBK
Ilustrasi hasil pengolahan bijih nikel.

PT Vale Indonesia melaporkan penjualan nikel matte sebanyak 16.758 ton untuk periode Januari sampai Maret 2023. Dari penjualan tersebut Vale memperoleh pendapatan sebesar US$ 363,2 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun.

Adapun Vale memproduksi 16.769 ton nikel matte sepanjang kuartal I tahun ini, naik 24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Vale, Febriany Eddy, mengatakan harga nikel pada kuartal I 2023 berada pada level yang menguntungkan sehingga mendorong laba bersih perusahaan naik 207% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi US$ 98,1 juta.

"Kami juga diuntungkan dengan turunnya harga komoditas energi," ujarnya dalam siaran pers, dikutip Kamis (27/4).

Selain kontribusi positif dari harga komoditas yang lebih rendah, Febri menambahkan tingkat penurunan biaya juga didorong oleh disiplin perusahan dalam hal pengelolaan biaya dan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan produktivitas pada proses bisnis perseroan.

"Kami meningkatkan efisiensi operasional sejak September 2022 sebagai langkah antisipasi terhadap kenaikan harga batu bara yang signifikan di tahun 2022," ujar Febri.

Adapun nikel matte merupakan hasil olahan bijih nikel saprolite kadar tinggi 1,5% hingga 3% yang dimurnikan di smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Komoditas besi dan baja anti karat merupakan hasil produk lanjutan dari pengolahan nikel matte.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor produk olahan hilirisasi bijih nikel mencapai US$ 4,98 miliar atau sekira Rp 74,3 triliun sepanjang kuartal I 2023. Komoditas lanjutan tersebut berupa ferro nikel, nikel matte, dan nikel pig iron atau NPI.

BPS merincikan, total nilai ekspor feronikel pada Januari hingga Maret 2023 mencapai US$ 3,75 miliar, dengan mayoritas pembeli dari Cina senilai US$ 3,65 miliar. Sisanya dikirim ke India dan Korea Selatan dengan nilai transaksi masing-masing US$ 45,2 juta dan US$ 29,8 juta.

BPS juga melaporkan realisasi ekspor komoditas nikel matter sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 1,22 miliar atau sekira Rp 18,2 triliun. Sebagain besar transaksi penjualan berasal dari Cina sebesar US$ 656,7 juta dan Jepang senilai 363,2 juta. Cina juga menjadi eksportir terbesar dari produk NPI dengan nilai US$ 7,5 juta.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...