Raksasa Migas AS Exxon Pesimistis Dunia Capai Net Zero Emission 2050
Raksasa minyak dan gas asal Amerika Serikat (AS) ExxonMobil pesimistis dunia dapat mencapai target net zero emission pada 2050. Perusahaan ini menilai peluang untuk mencapai target itu tepat waktu pada 2050 sangat kecil.
Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mengatakan bahwa seluruh kegiatan eksplorasi migas harus dihentikan pada 2021 untuk mencapai target net zero emission pada 2050. Selain itu negara-negara harus meninggalkan bahan bakar fosil dan beralih ke energi terbarukan.
Exxon memperingatkan bahwa pemangkasan produksi energi ke level di bawah tingkat konsumsi, sebagai upaya mendorong pengembangan energi terbarukan dan mencapai target net zero emission, akan berdampak pada harga energi yang lebih tinggi, seperti yang terjadi di Eropa.
“Target net zero emission 2050 IEA tidak memenuhi tingkat kemungkinan yang diperlukan untuk dipertimbangkan dalam laporan keuangan kami. Dunia tidak sedang menuju net zero emission pada 2050,” kata Exxon seperti dikutip dari Oilprice pada Senin (22/5).
“Sangat tidak mungkin masyarakat akan menerima penurunan standar hidup global secara permanen yang dibutuhkan untuk mencapai skenario net zero emission IEA,” kata perusahaan yang berbasis di Texas, AS, ini. “Menurut penilaian IEA sendiri, net zero 2050 tidak mungkin terjadi”.
Adapun pernyataan tersebut dibuat sebagai tanggapan atas proposal pemegang saham Exxon yang akan meminta laporan tentang berapa biaya untuk mengabaikan proyek-proyek migas. Proposal akan divoting pada akhir bulan ini.
“Laporan yang diminta jelas tidak akan memberikan informasi baru yang berguna untuk keputusan,” kata Exxon. Proposal tersebut juga meminta Exxon untuk mengevaluasi konsekuensi terburuk dari kasus tumpahan minyak di lepas pantai Guyana.
Meskipun penolakan dari Exxon pada proposal pemegang saham dan semangat IEA untuk skenario Net Zero-nya, CEO Exxon Darren Woods mengatakan pada bulan Maret bahwa bisnis Rendah Karbon perusahaan memiliki potensi untuk mengungguli bisnis minyak dan gas alam warisannya dalam satu dekade, menghasilkan pendapatan senilai ratusan miliar dolar.
Namun demikian, ExxonMobil membatalkan proyek biofuel ganggang berusia 14 tahun di bulan yang sama karena kurangnya kelayakan ekonomi proyek tersebut.