Usulan Lifting Migas 2024 Disepakati: Target Lifting Minyak, Gas Turun
Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR menyepakati pagu indikatif asumsi makro lifting migas atau minyak dan gas bumi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
Hasil mufakat tersebut bertemu pada target lifting minyak sebesar 615.000-640.000 barel per hari (bph) atau sekitar 20.ooo bph lebih rendah dari target APBN 2023 sebesar 660 bph. Sedangkan lifting gas sebanyak 1,030-1,036 juta barel setara minyak per hari (boepd), di bawah 1,1 juta boepd tahun ini.
Kesepakatan tersebut merupakan nilai tengah dari usulan Kementerian ESDM yang menyodorkan besaran angka lifting minyak bumi pada RAPBN 2024 di kisaran 597.000 hingga 625.000 barel per hari. Sementara lifting gas bumi berada di rentang 999.000 sampai 1,05 juta barel setara minyak per hari.
Di sisi lain, Komisi VII DPR mengusulkan lifting minyak bumi pada RAPBN 2024 di kisaran 630.000 sampai 660.000, sedangkan lifting gas bumi berada di angka 1,030 juta sampai 1,036 juta barel setara minyak per hari.
Wakil Ketua Komisi VII, Maman Abdurrahman, mengatakan bahwa usulan target lifting minyak 615.000-640.000 bph berangkat dari kondisi lapangan minyak tua yang cenderung mengalami penurunan produksi. Kondisi itu juga tercermin dari hasil produksi minyak pada triwulan I yang hanya menyentuh 613 ribu bph.
“Lifting minyak ini semua paham dan mengerti situasi ril produksi nasional kita. Namun khusus untuk gas ini bisa relatif optimis karena produksi gas di lapangan cukup bagus,” kata Maman dalam rapat kerja (Raker) dengan Kementerian ESDM pada Senin (5/6).
Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menjelaskan eksploitasi minyak bumi di sektor hulu mendapat tantangan serius karena mayoritas lapangan yang sudah tua. Menurutnya, laju penurunan produksi minyak tiap tahun mencapai 10-15%.
“Upaya menahan penurunan produksi hanya bisa dilakukan dengan cara pengeboran para lapangan baru. Contohnya di Banyu Urip,” kata Nanang pada kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, kata Nanang, usulan patokan maksimum untuk lifting minyak pada RAPBN 2024 sebesar 625.000 bph merupakan angka yang sangat realistis, mengingat angka produksi minyak yang cenderung turun tiap tahun. Lifting minyak pada 2019 pernah mencapai 745.000 barel per hari dan turun menjadi 718.000 barel per hari pada 2020.
Angka tersebut kembali susut pada 2021 dengan 660.000 barel per hari dan 613.000 barel per hari pada 2022. Sementara pada 2023, SKK Migas merilis proyeksi lifting minyak berada di angka maksimum 621.000 barel per hari
“Realitas produksi minyak kita,terkendala fasilitas, sebagian tertunda karena belum bisa produksi karena reliability dari pipa saat kita pompa kerap bocor,” ujar Nanang.