Harga Minyak RI Anjlok 11,6% ke US$ 70 per Barel, Berikut Pemicunya
Kementerian ESDM menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) bulan Mei 2023 US$ 70,12 per barel. Angka ini turun signifikan hingga 11,6% dari harga bulan sebelumnya US$ 79,34 per barel.
Penurunan ICP dipengaruhi oleh merosotnya harga minyak mentah di pasar internasional akibat sentimen kekhawatiran pasar atas kondisi perekonomian dunia akibat inflasi dan suku bunga.
Ketetapan harga ICP Mei 2023 tertulis dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 216.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Mei 2023 tanggal 5 Juni 2023.
Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam Executive Summary (Exsum) menyampaikan bahwa harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan Mei 2023 dibandingkan bulan April 2023 mengalami penurunan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional antara lain kekhawatiran pasar atas kondisi perekonomian dunia akibat inflasi, dan suku bunga dan utang Amerika Serikat (AS) yang tinggi sehingga menimbulkan kekhawatiran resesi global dan menurunkan permintaan minyak.
Lebih lanjut, kondisi tersebut juga memicu penurunan margin kilang secara global pada kuartal II 2023. Tim Harga Minyak Mentah Indonesia juga mencatat faktor penurunan harga minyak global dipengaruhi oleh US FOMC yang kembali meningkatkan Fed Rate sebesar 0,25% menjadi 5-5,25% pada 3 Mei 2023.
Kenaikan tersebut melanjutkan upaya Bank Sentral AS dalam kisaran 1 tahun terakhir melalui peningkatan Fed Rate hingga 5% untuk menurunkan inflasi menjadi 2%.
Selain itu, kekhawatiran akan penanganan debt ceiling AS yang akan jatuh tempo pada 1 Juni 2023 serta langkah IMF yang menyampaikan terdapat perlambatan pertumbuhan perekonomian tahun 2023 di Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tengah juga ikut menjadi faktor penurunan harga minyak internasional.
“Ekspor Rusia pasca-invasi mencapai rekor tertinggi pada bulan April 2023 hingga mencapai 8,3 juta barel per hari, termasuk rencana ekspor Rusia ke Cina akan meningkat di kisaran 40% pada tahun 2023,” lanjut Tim Harga dalam Exsum tersebut, dikutip Selasa (6/6).
Adapun faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah Mei 2023 adalah Platts menyampaikan pada laporan bulan Mei 2023 bahwa proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia tahun 2023 direvisi turun sebesar 0,17 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Lebih lanjut, kemerosotan harga minyak mentah dunia juga dipengaruhi oleh fluktuasi pasokan minyak. Antara lain, adanya ekspektasi peningkatan produksi dari negara-negara OECD di tahun 2023 sebesar 1,5 juta barel per hari dibandingkan tahun lalu yang didominasi oleh AS, Norwegia dan Kanada.
Kemudian, ada ekspektasi peningkatan suplai minyak dari negara Non-OECD didominasi oleh Amerika Latin, Kazakhstan dan Cina dengan pertumbuhan tahunan pada 2023 secara berurutan sebesar 0,4 juta barel per hari, 110 ribu barel per hari dan 70 ribu barel per hari.
Pada laporan OPEC bulan Mei 2023, terdapat revisi naik proyeksi produksi negara Non-OPEC dibandingkan publikasi bulan lalu pada triwulan II tahun 2023 sebesar 0,18 juta barel per hari menjadi 66,71 juta barel per hari.
Penurunan harga minyak mentah juga lantaran pada awal Mei 2023, pasar kembali khawatir pada stabilitas sektor perbankan AS pasca-penurunan deposito Bank Pacwest hingga 9,5%. “Faktor lainnya adalah apresiasi Dollar AS terhadap mata uang utama dunia lain pada Mei 2023 dibandingkan April 2023,” ujar Tim Harga dalam Exsum.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh Crude throughput Cina mengalami titik terendah dalam 4 bulan terakhir, di mana kilang offline mencapai 1,2 juta barel per hari.
Lebih lanjut, impor Cina bulan April 2023 turun 16,2% menjadi 10,36 juta barel per hari dibandingkan Maret 2023. Selain itu, Manufacturing Purchasing Manager Index Cina di bulan April 2023 turun menjadi 49,2 dibandingkan Maret 2023 sebesar 51,9.
Korea, importir minyak tertinggi ke-4 di dunia, mengalami penurunan impor hingga 2,6 juta barel per hari pada bulan April 2023 yoy menjadi 78,04 juta barel.
“Terdapat penurunan permintaan pada bulan Mei 2023 di Jepang yang dipicu oleh shutdown beberapa kilang antara lain Cosmo Oil dengan kapasitas sebesar 102 ribu barel per hari, Sakai dengan kapasitas 100 ribu barel per hari dan ENEOS dengan kapasitas 141 ribu barel per hari,” ujar Tim Harga dalam Exsum.
Selengkapnya perkembangan harga minyak mentah utama bulan Mei 2023 per barel dibandingkan April 2023 sebagai berikut:
• Dated Brent turun sebesar US$ 9,38 dari US$ 84,94 menjadi US$ 75,55.
• WTI (Nymex) turun sebesar US$ 7,82 dari US$ 79,44 menjadi US$ 71,62.
• Brent (ICE) turun sebesar US$ 7,67 dari US$ 83,37 menjadi US$ 75,69.
• Basket OPEC turun sebesar US$ 8,19 dari US$ 84,13 menjadi US$ 75,94.
• Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$ 9,22 dari US$ 79,34 menjadi US$ 70,12.