Gagal Kerek Lifting, DPR: Pertamina Caplok Blok Rokan Bukan Prestasi
Komisi VII DPR menilai alih kelola Blok Rokan dari tangan Chevron kepada Pertamina bukan sebagai keberhasilan atau prestasi. Hal ini lantaran komisi energi menilai perusahaan energi pelat merah tersebut gagal meningkatkan lifting migas nasional yang terus menurun.
“Hampir 70% blok migas nasional dikuasai Pertamina, tapi justru itu yang menjadi kritikan kami. Harapan kami, kalau memang dikuasai Pertamina ya naikkan produksi dong,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR, Maman Abdurrahman, dalam rapat pleno dengan Badan Legislasi DPR terkait revisi UU Migas, Selasa (13/6).
Politisi Partai Golkar tersebut menambahkan bahwa langkah Pertamina mengakuisisi Blok Rokan tidak meningkatkan produksi atau lifting minyak nasional yang terus mengalami penurunan.
Menurut laporan Kementerian ESDM, lifting minyak pada 2010 mencapai 954 ribu barel per hari (bph) dan gas 1,4 juta barel setara minyak, pada 2022 turun menjadi hanya 612 ribu bph minyak dan gas sebanyak 955 ribu barel setara minyak.
“Karena memang sudah ada segitu produksinya 150 ribu barel waktu dari zaman Chevron, sekarang diambil alih Pertamina ya segitu aja. Artinya harapan kami dengan diambil alih oleh perusahaan anak bangsa seharusnya bisa menunjukkan peningkatan produksi, tapi ini justru tidak,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Maman juga menyoroti penguasaan Pertamina terhadap 70% wilayah kerja migas di Indonesia, yang menurutnya hampir separuh dari WK migas tersebut idle atau tidak termanfaatkan. “Yang produksinya hanya 400 bph itu banyak sekali,” ujarnya.
Oleh karena itu dia mendorong agar hal ini dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha migas di daerah agar bisa masuk mengelola WK migas milik Pertamina yang idle atau menganggur. “Daripada tidak dijalankan oleh Pertamina, kenapa tidak dikerjasamakan oleh perusahaan lokal,” kata dia.
Maman menegaskan bahwa pernyataannya tersebut sebagai kritikan konstruktif, bukan dalam rangka untuk menjatuhkan Pertamina.
Kinerja Produksi Blok Rokan
Pada April 2023 PT Pertamina Hulu Rokan melaporkan bahwa telah melakukan pengeboran sebanyak 662 sumur baru di Blok Rokan sejak alih kelola dari Chevron Pacific Indonesia pada Agustus 2021. Pengeboran ratusan sumur baru tersebut berhasil menambah produksi blok tersebut hingga 33 ribu barel minyak per hari (bopd).
Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto mengatakan, sejak alih kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021, PHR berhasil mempertahankan laju produksi dan bahkan cenderung meningkat pada saat PHR mulai beroperasi.
Hal ini sebagai bagian dari komitmen dalam menjaga dan meningkatkan jumlah produksi minyak untuk menopang energi nasional. Dengan tambahan produksi tersebut total rata-rata produksi minyak Blok Rokan saat ini mencapai 159 ribu hingga 161,9 ribu bopd.
“Hingga kini, total ada 662 sumur pengembangan yang sudah kita lakukan, di mana pada 2021 yakni awal alih kelola tercatat 133 sumur, kemudian di tahun 2022 PHR berhasil melakukan pengeboran 413 sumur, dan di tahun 2023 yang baru berjalan hingga April ini PHR telah melakukan pemboran sebanyak 116 sumur,” ujar Rudi, Senin (17/4).
Selain itu, sejak alih kelola PHR juga telah melakukan lebih kurang 27.000 kegiatan optimisasi dan pemeliharaan sumur yang telah ada (eksisting). “Di mana PHR juga melakukan peningkatan aktivitas 26 rig pemboran dan 52 rig untuk Work Over (WO) dan Well Services (WS),” ujarnya.