SKK MIgas Targetkan Tajak Sumur MNK Blok Rokan pada Juli dan November
Penajakan dua sumur migas non konvensional (MNK) Kelok dan Gulamo di Blok Rokan, Provinsi Riau ditargetkan berjalan pada Juli dan November 2023. Termin tersebut mundur dari target awal pada kuartal I tahun ini.
Pengambangan dari dua sumur MNK tersebut diproyeksikan dapat member kontribusi produksi minyak pada 2025 dan secara bertahap dapat menyumbang 60.000 sampai 70.000 barel per hari pada 2030.
Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, mengatakan bahwa SKK Migas bersama Pertamina sedang dalam tahap persiapan untuk pengeboran dua sumur MNK Kelok dan Gulamo yang berada di wilayah kerja Blok Rokan.
Dia menjelaskan, usai dilakukan pengeboran awal, pengembangan sumur MNK Kelok dan Gulamo akan memasuki tahap analisa laboratorium terhadap sampel core yang diperoleh.
Menurutnya, beberapa studi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan perekahan atau fracturing dapat berjalan sekaligus melaksanakan evaluasi produktivitas lapisan sumur. "Kalau semua oke, tentu dilanjutkan dengan tahap pengembangan," kata Benny kepada Katadata.co.id, Selasa (20/6).
Berdasarkan perkiraan rencana jangka panjang SKK Migas, dua MNK di Blok Rokan itu dapat memberi kontribusi produksi mulai 2025. Dengan pengembangan yang masif, ujar Benny, sumur MNK Kelok dan Gulamo diharapkan sudah dapat menyumbang produksi minyak sekira 60.000 sampai 70.000 barel per hari pada 2030.
"SKK Migas sekarang sedang tahap persiapan pengeboran dua sumur MNK, yaitu Gulamo dan Kelok yang diperkirakan tajak sumur di bulan Juli dan November 2023," ujarnya.
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE), Arya Dwi Paramita, mengatakan pengembangan dua sumur MNK di Blok Rokan sedang masuk tahap persiapan. Dia pun masih irit bicara soal kepastian termin pengeboran dua sumur tersebut.
"Kami akan sampaikan update saat pengeboran dijalankan. Untuk lokasinya tidak ada perubahan," ujar Arya kepada Katadata.co.id, dihubungi secara terpisah.
Sebelumnya, Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku operator Blok Rokan menggandeng perusahaan eksplorasi migas asal Amerika Serikat (AS), EOG Resources Internasional untuk kerja sama pengeboran dua sumur migas non konvensional di Blok Rokan, yakni Kelok dan Gulamo.
Kerja sama itu dapat mengangkut sumber daya shale gas dan shale oil yang tersimpan di lapisan dalam Blok Rokan. Shale oil merupakan kandungan organik atau biasa disebut sebagai kerogen yang masih tersimpan di batuan induk dan belum matang, sehingga perlu dipanaskan untuk mendapatkan minyak.
SKK Migas telah memasukkan shale oil ke dalam evaluasi migas non-konvensional sebagai cadangan yang prospektif untuk dikembangkan di masa depan.
Pengeboran sumur migas non-konvensional merupakan salah satu upaya untuk mencapai target produksi minyak Blok Rokan yang dipatok oleh Presiden Joko Widodo sebesar 400 ribu barel per hari. Cadangan migas non konvensional mayoritas terletak di lapisan yang lebih dalam dan tersimpan di lokasi batuan induk.
Aspek teknologi dan biaya produksi menjadi tantangan untuk mendapatkan migas non konvensional sehingga membutuhkan kerja sama dengan mitra asing.
Pemerintah menargetkan peningkatan produksi minyak Blok Rokan dari 166 ribu barel per hari menjadi 400 ribu barel per hari. Peningkatan produksi harian ini dinilai penting mengingat produksi minyak Indonesia terus menurun sehingga Indonesia terpaksa terus mengimpor minyak dari luar negeri.