Harga BBM Campuran Pertamax - Bioetanol Diperkirakan Rp 13.500/Liter

Muhamad Fajar Riyandanu
4 Juli 2023, 18:57
harga pertamax, bioetanol,
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU Yos Sudarso, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/1/2023).

Pemerintah berencana menetapkan harga jual BBM Pertamax Green Rp 13.500 per liter. BBM anyar milik Pertamina itu terbuat dari campuran Pertamax dengan bahan bakar nabati bioetanol 5% (E5). Pertamax Green mengandung kadar oktan 95, setara dengan Pertamax Plus yang penjualannya dihentikan pada 2016 silam.

Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan bahwa pemerintah akan meluncurkan Pertamax Green pada minggu ketiga bulan Juli 2023 di 10 SPBU di Surabaya, Jawa Timur dan akan menyebar secara bertahap ke SPBU di DKI Jakarta.

"Harganya mungkin sekitar Rp 13.500. Uji coba penjualan sudah dilakukan di Jawa Timur," kata Pahala lewat pesan singkat pada Selasa (4/7).

Pemilihan Kota Pahlawan dilatarbelakangi oleh lokasinya yang dekat dengan produsen bahan baku bioetanol di Kabupaten Mojokerto dan Malang. Sifat bioetanol yang cepat busuk karena terbuat dari material tumbuh-tumbuhan mewajibkan penyalurannya harus dekat dan terjangkau dari lokasi pabrik.

Suplai bioetanol domestik untuk bahan bakar kendaraan atau fuel grade saat ini masih berada di berkapasitas 40.000 kiloliter (Kl) dari tiga produsen.

Produksi tersebut berasal dari dua pabrik di wilayah Jawa Timur, yakni 30.000 KL dari PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Kabupaten Mojokerto dan 10.000 KL dari PT Molindo Raya Industrial di Kabupaten Malang.

Juru Bicara Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa proses produksi BBM campuran Pertamax dan bioetanol sudah menyamai harga keekonomian produk. Perhitungan ini berbeda dengan program B35 yang masih perlu subsidi karena terdapat selisih harga wajar dengan harga jual eceran.

Fadjar menyatakan proses pencampuran Pertamax dengan Bioetanol 5% tidak akan mengerek biaya pencampuran atau blending kilang. Perseroan juga belum memikirkan rencana mengajukan insentif untuk fasilitas pengadaan tempat penyimpanan, pipa penyalur hingga operasional kilang seperti halnya pada program campuran Solar dengan biodiesel dari fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit sebesar Rp 110 per liter.

“Secara keekonomian dari BBM nya sendiri yaitu Pertamax sudah BBM non subsidi, lain halnya dengan Solar yang masih bersubsidi,” kata Fadjar lewat pesan singkat pada Jumat (23/6).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...