Konsumsi Melonjak 33%, Emisi Karbon Batu Bara RI Cetak Rekor Tertinggi
Emisi karbon yang dihasilkan sektor baru bara Indonesia pada tahun 2022 mencapai rekor tertinggi. Hal ini menurut laporan Global Carbon Project (GCP), yang menghitung emisi CO2e dari pembakaran bahan bakar fosil di Indonesia meningkat lebih dari 20%.
Dengan kenaikan ini, Indonesia menjadi negara pencemar dari pembakaran bahan bakar fosil tertinggi ke-6 di dunia dengan 619 juta metrik ton, naik dari peringkat ke-9 pada 2021. Adapun tiga negara peringkat teratas yaitu Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, dan Rusia.
Meski demikian, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa intensitas emisi karbon per kapita Indonesia hanya 2,7 ton, jauh di bawah Amerika yang mencapai 15 ton, dan masih di bawah rata-rata global 7,5 ton per kapita.
“10 besar negara penghasil karbon terbesar di dunia belum pernah mengalami peningkatan 20% dalam lima belas tahun terakhir,” kata Robbie Andrew, analis senior di Global Carbon Project, seperti dikutip dari carboncredits.com pada Kamis (6/7).
Organisasi nirlaba tersebut mengatakan, lonjakan emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil Indonesia berasal dari peningkatan konsumsi batu bara. Dengan mengutip data Kementerian ESDM, GCP menyebut konsumsi batu bara Indonesia meningkat 33% pada 2022, dari 559 juta barel setara minyak (BOE) menjadi 746 juta BOE.
Adapun konsumsi bahan bakar fosil lainnya seperti minyak dan gas (migas) juga mengalami peningkatan, namun kenaikan konsumsi batu bara jauh lebih tinggi. Sementara konsumsi batu bara Indonesia sudah melampaui konsumsi migas sejak 2019.
Indonesia adalah produsen batu bara terbesar ke-3 di dunia dan merupakan konsumen utama batu bara itu sendiri. Dan dengan adanya pembangkit batu bara baru, konsumsi batu bara nasional akan tumbuh secara konsisten hingga tahun 2029.
GCP menilai Indonesia tidak ada niat dan tindakan yang cukup untuk memperlambat penambangan batu bara, apalagi menonaktifkan tambang. Hal ini di tengah komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
Sesuai perkiraan ESDM, Indonesia akan memproduksi lebih banyak batu bara pada 2023, sebesar 694 juta ton, naik 5% dari target 2022 sebesar 663 juta ton. Proyeksi ini sebagian besar disebabkan oleh ekspektasi permintaan yang tinggi dari India dan Cina, mitra ekspor utama batu bara Indonesia.
Penjualan batu bara Indonesia ke Eropa pada 2022 juga mencapai rekor tertinggi. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh peralihan ke batu bara di antara utilitas Eropa yang didorong oleh harga gas yang tinggi. Embargo UE terhadap batu bara Rusia karena konfliknya dengan Ukraina memungkinkan pemasok Indonesia memasuki pasar Eropa.