Harga Minyak Ditutup Beragam, Trader Waspada Kenaikan Bunga The Fed

Tia Dwitiani Komalasari
7 Juli 2023, 06:28
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) masih akan mengalami kenaikan sepanjang t
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) masih akan mengalami kenaikan sepanjang tahun ini bahkan bisa mencapai 50 persen dari level 2021, dimana harga minyak dunia saat ini sudah mencapai sekitar 120 dolar Amerika per barel yang disebabkan konflik di Rusia dan Ukraina.

Harga minyak mentah memiliki kinerja beragam pada akhir perdagangan Kamis (6/7) waktu setempat. Trader mengkhawatirkan pengetatan moneter AS yang diprediksi berlanjut, akan mengurangi permintaan energi. Di sisi lain, harga minyak masih dipengaruhi pemotongan produksi negara OPEC+.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate atau WTI untuk pengiriman Agustus naik tipis 1 sen atau 0,01 persen, menjadi US$ 71,80 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September tergelincir 13 sen atau 0,17 persen, menjadi US$ 76,52 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Data ketenagakerjaan swasta yang cerah dan indikator sektor jasa-jasa di Amerika Serikat memicu kekhawatiran pengetatan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Indeks manajer pembelian atau PMI jasa-jasa AS meningkat menjadi 53,9 pada Juni. Angka tersebut naik dari bulan MEi yang mencapai 50,3 pada Mei. Data itu juga lebih tinggi dari perkiraan konsensus sebesar 50,8, menurut data yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Kamis (6/7).

Sementara itu, sektor swasta AS menambahkan 497.000 pekerjaan pada Juni. Angka tersebut lebih tinggi dari konsensus perkiraan pasar sebesar 235.000 dan 267.000 pada bulan sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh ADP Research Institute.

"Laporan ADP jelas memiliki dampak negatif mengingat kemungkinan berarti kita menghadapi laporan pekerjaan panas lainnya besok dan prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset, seperti dikutip dari Antara.

Departemen Tenaga Kerja AS dijadwalkan untuk mengungkap data penggajian non-pertanian dan data pengangguran hari ini Jumat (7/7) waktu setempat.

Namun, data persediaan minyak mingguan yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) mendukung harga minyak.

Minyak WTI rebound dari sesi terendah karena para pedagang fokus pada laporan EIA, yang menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah turun 1,5 juta barel dari minggu sebelumnya, catat Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

Selain itu, persediaan bensin dan sulingan AS turun masing-masing 2,5 juta barel dan 1 juta barel minggu lalu.

Berikut pergerakan harga minyak selama tiga bulan terakhir, seperti tertera dalam grafik.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...