PGN Kaji Keamanan Program Konversi Motor Berbahan Bakar Gas
PT Perusahaan Gas Negara atau PGN masih menlanjutkan kajian hasil uji coba konversi motor berbasis bahan bakar minyak (BBM) menjadi motor berbahan bakar gas (BBG). Kajian tersebut untuk meningkatkan aspek keamanan dan estetika motor konversi sebelum program tersebut dijalankan secara luas dan permanen.
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan PGN berkomitmen untuk mengambil peran dalam upaya pengurangan emisi melalui pengembangan sepeda motor konversi berbahan bakar gas. “Kami sedang kaji lagi, dilihat dari safety dan faktor estetika,” kata Arief di sela acara Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition 2023 di ICE BSD Tangerang pada Rabu (26/7).
Program konversi motor BBM menjadi BBG mengacu pada modifikasi sepeda motor yang mampu menerapkan penggunaan bahan bakar ganda, yakni BBM dan gas. Kombinasi pembakaran dari BBM dan gas ini diharap dapat membuat pengendara lebih fleksibel dalam memilih bahan bakar.
Sepeda motor hasil konversi akan dilengkapi dengan konverter kit, yakni rangkaian komponen khusus untuk mengonversi pemakaian bahan bakar bensin ke bahan bakar gas yang diinjeksikan ke dalam ruang bahan bakar pada silinder mesin kendaraan bermotor.
Selain itu, motor konversi juga dipasang tabung gas serta tombol mengaktifkan penggunaan bahan bakar gas. “Sejauh ini masih belum jalan secara luas,” ujar Arief.
Sebelumnya, PGN telah menjalin kerja sama dengan penyedia jasa pengiriman berbasis teknologi, Paxel, untuk menciptakan ekosistem konversi sepeda motor BBM ke motor berbahan bakar gas.
Proyek percontohan yang menyasar pada pengemudi ojek daring ini mulai 1 Maret 2023. Adapun besaran biaya investasi untuk konversi motor gas senilai Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta per unit.
Direktur Utama PT PGN, Muhammad Haryo Yunianto, mengatakan proyek konversi motor gas ini dinilai sanggup memangkas pengeluaran pembelian bahan bakar. Dia mencontohkan, harga BBM bersubsidi Pertalite dijual di angka Rp 10.000 per liter, sedangkan pengeluaran konsumen untuk membeli bahan bakar motor konversi sejumlah Rp 4.500 setara minyak. Rencananya, proyek percontohan ini akan dilaksanakan di Jakarta dan Semarang.
"PLN akan melakukan program konversi dua juta motor listrik dalam lima tahun, PGN di sini mencoba masuk menjadi salah satu alternatif energi untuk masyarakat," kata Haryo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI pada Rabu (1/2).
Haryo mengatakan pengurangan emisi karbon dari konversi 100 ribu unit sepeda motor memberikan kontribusi sebesar 2.225 ton CO2e per tahun. Program pendanaan konversi ini lewat dua tahap, yakni pendanaan mandiri ditanggung oleh konsumen dan pendanaan melalui lembaga keuangan lewat kerjasama dengan lembaga keuangan seperti Himbara hingga BSI.