Raksasa Migas Dunia Merugi Rp 675 Triliun Usai Hengkang dari Rusia

Happy Fajrian
12 Agustus 2023, 13:56
migas, raksasa migas dunia, rusia
Katadata
Ilustrasi rig migas.

Perusahaan-perusahaan dunia mengalami kerugian hingga US$ 110 miliar atau lebih dari Rp 1.685 triliun setelah keluar dari Rusia. Sekitar 40% dari nilai tersebut, yakni US$ 44 miliar atau sekitar Rp 675 triliun, dialami oleh raksasa-raksasa migas dunia seperti BP, Shell, dan TotalEnergies.

Tingginya harga minyak membantu kinerja keuangan para raksasa energi ini. Meski banyak yang keluar, lebih dari separuh perusahaan Eropa dan beberapa perusahaan energi Jepang terus beroperasi di Rusia karena sejumlah alasan, salah satunya keamanan energi.

BP tahun lalu membukukan kerugian penurunan nilai hingga US$ 24 miliar, sekitar Rp 368 triliun, setelah memutuskan untuk keluar dari Rusia. Raksasa migas Inggris itu memiliki saham di Rosneft sebesar 19,75% atau sekitar 50% dari total cadangan migas BP dan sepertiga dari produksi.

Sementara Shell membukukan penurunan nilai US$ 5 miliar atau Rp 77 triliun usai keluar dari Rusia 2022. Namun Shell menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan mempengaruhi keuntungannya dari bisnis migas. Shell merupakan salah satu perusahaan pertama yang menyatakan akan meninggalkan Rusia usai negara itu menginvasi Ukraina.

Di sisi lain, TotalEnergies termasuk perusahaan migas yang tak segera keluar dari Rusia. Perusahaan berbasis di Prancis ini mengalami penurunan nilai aset hingga US$ 4,1 miliar atau Rp 63 triliun, yang masuk dalam laporan keuangan kuartal I 2022.

Mengutip laporan Financial Times (FT), porsi terbesar dari penurunan tersebut berasal dari proyek Arctic LNG 2 Novatek dan pengurangan cadangan gas. Menurut perhitungan FT, total biaya yang dikeluarkan Total untuk meninggalkan Rusia mencapai US$ 14,8 miliar atau sekitar Rp 227 triliun.

Namun ini hanya pukulan langsung ke raksasa-raksasa migas dunia. FT mempelajari laporan keuangan mereka yang lebih baru untuk menghitung kerugian, yang berarti biaya penurunan nilai tersebut hanyalah permulaan. Perhitungan itu juga belum termasuk lonjakan harga minyak dan gas tahun lalu.

Lonjakan harga tentu saja menguntungkan perusahaan migas, agak meredam pukulan bagi BP, Shell, dan TotalEnergies, tetapi pada saat yang sama, itu memberikan pukulan bagi semua perusahaan lain yang telah membukukan kerugian miliaran dari penarikan mereka dari Rusia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...