Ini Upaya Pertamina Patra Niaga Turunkan Emisi Gas dari BBM
Pertamina Patra Niaga bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melihat peluang mendorong penggunaan campuran bahan bakar nabati atau biofuel, salah satunya Biodiesel.
Manajemen Pertamina Patra Niaga menyatakan selama kurun waktu tujuh tahun terakhir, tingkat pencampuran Biodiesel terus ditingkatkan. Adapun baurannya ditetapkan sebesar 35% atau B35.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, implementasi Biodiesel berdampak positif. Pada tahun 2022, penyaluran 10,5 juta Kilo Liter (KL) B30 atau bauran nabati sebesar 30% berdampak positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 27,8 juta ton CO2.
Selain itu, Airlangga menyebut adanya penyaluran 10.5 KL B30 juga berhasil menghemat devisa negara hingga US$ 8,34 miliar dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 1,3 juta orang.
“Kami tingkatkan mandatori Biodiesel dan ini sebagai substitusi bahan bakar solar yang digunakan di mesin diesel, dan juga membawa Indonesia dengan energi yang ramah lingkungan," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (16/8).
Di sisi lain, ia menuturkan bahwa pemerintah mendorong BUMN seperti Pertamina dan PLN untuk menggunakan produk yang lebih sustainable atau berkelanjutan, serta mendorong hal ini sebagai Key Performance Indicator pada direksi yang bergerak di bidang energi.
Berkaca dari implementasi B30, B35 diharapkan juga dapat memberikan dampak yang makin signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, diproyeksikan bahkan mengurangi hingga 34,9 juta ton CO2 dari perkiraan penyerapan B35 sebesar 13,15 juta KL.
Pertamina Patra Niaga menyebutkan, per Agustus 2023, ada 119 Terminal BBM yang dikelola oleh Pertamina di seluruh wilayah Indonesia sudah mendistribusikan B35 untuk dapat dikonsumsi oleh kendaraan masyarakat.
“Sesuai dengan roadmap penyaluran B35 di 2023, Pertamina Patra Niaga telah menyesuaikan penyaluran B35 diseluruh Terminal BBM yang dikelola, jadi 100% SPBU di seluruh Indonesia telah menyediakan B35,” terang Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.
Riva menuturkan, selain penyaluran ke SPBU, B35 juga disalurkan bagi konsumen atau mitra industri strategis Pertamina sebagai upaya memaksimalkan program bahan bakar nabati yang dijalankan di Pertamina Patra Niaga.
Selain itu, ia menuturkan transisi energi ke arah BBM yang lebih ramah lingkungan dan Biofuel akan terus Pertamina Patra Niaga jalankan. Sebab, hal ini menjadi dukungan serta kontribusi pihaknya dalam mengurangi emisi dari sektor transportasi melalui penggunaan bahan bakar yang lebih baik.
"Ini adalah langkah kami mendukung target nasional bauran energi baru terbarukan sebesar 31% di tahun 2050, serta cita-cita Net Zero Emission Indonesia 2060,” kata Riva.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan implementasi program pencampuran biodiesel 35% atau B35 sudah berlaku sejak 1 Februari 2023.
Keputusan tersebut berdasarkan Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTK) Nomor 10.E/EK.05/DJE/2022 tentang Implementasi Penahapan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar.
SE tersebut merupakan revisi pernyataan pemerintah sebelumnya yang akan mengimplementasikan kebijakan B35 mulai Januari 2023.
Berdasarkan data Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), produksi biodiesel nasional mencapai 1,09 juta kilo liter (kl) pada November 2022. Secara akumulasi sepanjang periode Januari-November 2022 mencapai 10,77 juta kl. Adapun distribusi biodiesel mencapai 9,38 ribu kl pada November 2022 dan 9,4 juta sepanjang periode Januari-November 2022.