Pertamina Bidik Kerja Sama Panas Bumi Rp 33 T dengan Kenya
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kenya menghasilkan investasi cukup besar di bidang energi. Setidaknya ada tiga perusahaan negara Afrika Timur itu yang melakukan kerja sama dengan korporasi nasional.
Retno mencatat investasi tersebut membuat Kepala Negara mendorong pembuatan perjanjian investasi bilateral antara Indonesia dan Kenya. Adapun, investasi tersebut dilakukan pada proses hulu hingga hilir bidang energi di Kenya.
"Keinginan Indonesia untuk melakukan investasi, joint development, dan joint venture cukup besar di Kenya, termasuk di bidang energi," kata Retno dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Senin dini hari (21/8).
Secara rinci, PT Pertamina berinvestasi di Kenya dengan total investasi mencapai US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 33,72 triliun. Perusahaan pelat merah tersebut melakukan investasinya melalui anak usahanya, yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGEO.
PGEO berinvestasi senilai US$ 1,5 miliar atau hampir Rp 23 triliun di Geothermal Development Company dan US$ 700 juta atau sekitar Rp 10,73 triliun di Africa Geothermal International Limited. Kedua investasi tersebut bertujuan untuk pengembangan energi baru terbarukan di sisi hilir. Pertamina juga sedang melakukan kerja sama di sektor hulu migas dengan Guma Group.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kolaborasi ini memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara di Afrika. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
"Pertamina sendiri membuka peluang kerja sama sektor upstream hingga downstream, termasuk geothermal di Kenya,” kata Nicke dalam siaran pers pada Senin (21/8).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembangunan kilang minyak di Kenya dapat menjadi peluang untuk menambah pasokan minyak dan BBM domestik. Apalagi, Indonesia saat ini berstatus sebagai negara importir minyak.
"Jadi Pertamina diminta oleh Kenya untuk membangun kilang minyak di sana, mereka lihat ada captive market," kata Luhut usai menggelar pertemuan dengan Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati di Kantor Kementerian Kemaritiman dan Investasi pada Jumat (23/6).