Akibat Buang Limbah Nuklir Fukushima: Hubungan Jepang dan Cina Memanas
Sentimen anti Jepang meningkat di Cina setelah pemerintah Negeri Sakura memutuskan untuk membuang limbah air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut.
Pemerintah Cina bereaksi keras dengan melarang semua impor produk makanan laut dari Jepang. Hal itu dilakukan meski Pemerintah Jepang mengatakan pembuangan air limbah secara besar-besaran dalam jangka waktu sekitar 30 tahun akan dilakukan dengan cara yang aman.
Dikutip dari Kyodo-OANA, beberapa pengguna media sosial Cina mendesak para pengikutnya untuk menyerukan protes terhadap Jepang dan memboikot produk-produk Jepang. Seruan itu mendorong peningkatan keamanan di sekitar kantor-kantor Jepang di Cina.
Tak hanya itu, menurut sejumlah sumber Pemerintah Jepang, halaman sekolah Jepang di Qingdao juga dilempari batu. Kemudian, sekolah Jepang lainnya di Suzhou juga dilempari telur pada hari berikutnya.
Pihak Jepang juga menerima sejumlah panggilan telepon yang mengganggu sejak pelepasan air limbah Fukushima dimulai pekan lalu.
Pusat kebudayaan di daerah Edogawa di Tokyo juga dibanjiri panggilan telepon dari nomor dengan kode negara Cina yang berisi pesan dalam bahasa Jepang "jangan membuang air ke laut." Seruan serupa juga dilakukan ke institusi medis dan restoran.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan kepada Kedutaan Besar Cina di Tokyo bahwa panggilan telepon yang mengganggu tersebut sangat disesalkan dan mengkhawatirkan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam siaran persnya, "Kami meminta Pemerintah Cina mengambil tindakan yang tepat, seperti dengan meminta masyarakat untuk bereaksi dengan tenang."
Kedutaan juga meminta warga negara Jepang di Cina untuk tidak berbicara bahasa Jepang dengan suara keras dan bertindak hati-hati.
Pelepasan air di Fukushima juga berdampak pada kegiatan tur kelompok orang-orang Cina ke Jepang. Media Cina yang mengutip pejabat agen perjalanan melaporkan banyak warga Cina yang membatalkan rencana perjalanan mereka ke negara tetangga tersebut.
Menanggapi peristiwa itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin menegaskan pemerintahannya akan tetap melindungi keselamatan warga negara asing, termasuk Jepang, di Negeri Tirai Bambu.
Sebelumnya, Jepang mengabaikan penolakan dari komunitas nelayan lokal dan China dengan mulai membuang air limbah nuklir dari PLTN Fukushima pada 24 Agustus 2023.
Pada tahap pertama, operator Tokyo Electric Power Company (TEPCO) akan mengencerkan sekitar 7.800 ton air olahan dengan air laut, dan air encer tersebut akan dikeluarkan selama 17 hari berturut-turut.
TEPCO telah mengisi fasilitas, yang disebut poros pembuangan vertikal, dengan air yang telah diolah dan diencerkan. Setiap ton air yang diolah dicampur dengan sekitar 1.200 ton air laut.
Terdapat sekitar 1,3 juta ton air olahan di kompleks TEPCO. Operator kehabisan kapasitas penyimpanan sehingga memaksa Jepang membuang air tersebut ke laut.