Menteri ESDM: Pertalite Masih Tersedia Tahun Depan

Nadya Zahira
1 September 2023, 17:26
Seorang petugas menunjukkan harga BBM jenis Pertalite yang sudah naik menjadi Rp10 ribu per liter di SPBU Maya jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022).
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.
Seorang petugas menunjukkan harga BBM jenis Pertalite yang sudah naik menjadi Rp10 ribu per liter di SPBU Maya jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan BBM jenis Pertalite masih tersedia pada tahun depan. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan pemerintah tidak akan menghapus Pertalite tahun depan.

“Belum ya, belum hilang BBM Pertalite-nya,” ujar Arifin saat ditemui awak media di Kantor ESDM, Jumat (1/9).

Arifin merespons rencana Pertamina yang akan menghentikan distribusi Pertalite dan diganti oleh BBM anyar bernama Pertamax Green 92. Pertamax 92 ini merupakan campuran Pertalite dengan kandungan 7% bioetanol alias E7.

"Jadi penjualan Pertalite tak dihapus, kami meningkatkan kualitas Pertalite menjadi Pertamax Green," kata dia.

Saat ini Pertalite menjadi BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat karena harganya yang terbilang murah. Saat ini Pertalite dibandrol seharga Rp 10.000 per liter.

Arifin menjelaskan saat ini pemerintah tengah mendorong ketersediaan produk BBM yang ramah lingkungan. Menurut dia, peningkatan oktan Pertalite menjadi RON 92 atau Pertamax Green 92 akan semakin bagus karena dapat mengurangi polusi udara.

"Jadi kami mau mencari jenis BBM yang ramah lingkungan. Kalau oktan numbernya makin tinggi maka akan semakin bagus," ujar Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (31/8).

Arifin mengatakan BBM yang ramah lingkungan juga bisa mengurangi gas pencemar seperti nitrogen oksida (NOx) dan sulfur oksida (SOx). Sehingga pihaknya akan terus mendorong tersedianya produk BBM yang ramah lingkungan, dan rencana tersebut sedang dikaji.

Dia mengatakan, meskipun setiap kendaraan hanya sedikit yang mengeluarkan gas pencemar. Namun, karena jumlah kendaraannya banyak maka akumulasi gas pencemar tersebut lambat laun bisa menjadi banyak.

“Nah, kemudian sekarang kita juga harus bisa membangun kesadaran masyarakat terhadap bahaya emisi ini yang dihasilkan dari gas pencemar tersebut,” ujar Arifin.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...