Penerapan B40 di 2024 Berpotensi Kurangi Emisi hingga 40%

Nadya Zahira
4 September 2023, 20:25
Penerapan B40 di 2024 Berpotensi Kurangi Emisi hingga 40%
Kementerian ESDM
Dirjen EBTKE Dadan Kusdiana (kiri) dan Menteri ESDM Arifin Tasrif (kanan) pada uji jalan Biodiesel B40 di Subang, Jawa Barat, Selasa (1/11).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan implementasi biodiesel 40% atau B40 pada 2024. Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga Radiandra mengatakan, penerapan B40 memang sudah seharusnya dilakukan pada 2024. Hal itu melihat pengembangan B35 yang sudah cukup baik pada tahun ini. 

“Kami dari Energy Watch melihat ini merupakan langkah yang sudah seharusnya dilakukan, dengan catatan kajian dan pengujiannya tetap harus dilakukan dengan cermat,” ujar Daymas saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (4/9).

Daymas menjelaskan, adanya penerapan B40 pada tahun depan diperkirakan berpotensi mengurangi emisi sebesar 40% dengan acuan, satu liter solar menghasilkan sekitar 2,35 kilogram (kg) karbon dioksida (CO2). 

“Apabila 40% digantikan oleh biofuel, maka akan ada potensi pengurangan emisi sebesar 40% pula,” ujarnya.

B40 adalah biodiesel yang mengandung fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit sebesar 40% dalam komposisi BBM solar.

Dia menuturkan, saat ini estimasi kebutuhan pasokan untuk B40 tersebut diperkirakan sebesar 15 juta kilo liter (KL) biodiesel per harinya. Angka tersebut lebih besar dibandingkan kebutuhan biodiesel B35 sebesar 13,15 juta KL.

Namun demikian, terkait berapa jumlah emisi yang bisa dikurangi secara signifikan, menurutnya perlu dilakukan validasi dan juga penyamaan dalam metodologi perhitungan emisi secara lebih terperinci. 

“Karena kita perlu melihat dari hulu ke hilir bagaimana biodiesel itu diproduksi, apakah sudah menerapkan perkebunan berkelanjutan?. Apakah energi yang digunakan di kebun sudah menggunakan energi terbarukan? Dan lain sebagainya,” ujarnya. 

Selain itu, Daymas menjelaskan alasan pemerintah harus menerapkan B40 pada tahun depan lantaran hal tersebut merupakan langkah yang harus ditempuh untuk pengembangan biofuel di Indonesia. Sebagai informasi, saat ini posisi Indonesia merupakan penghasil biofuel terbesar di dunia. 

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Editor: Lona Olavia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...