Konsumsi Pertalite 21,5 Juta KL hingga September, Kuota Tersisa 33%
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Pertalite hingga September 2023 mencapai 21,5 juta kiloliter (Kl). Angka tersebut setara dengan 66,5% dari kuota tahunan.
Sementara itu, serapan Solar bersubsidi atau biosolar tercatat sebanyak 12,5 juta Kl atau 73,5% dari alokasi kuota 2023.
"Per 21 September, distribusi Solar 12,5 juta Kl dan Pertalite 21,5 juta Kl," kata Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman lewat pesan singkat pada Senin (2/10).
Penyaluran tertinggi untuk Solar dan Pertalite secara berurutan tercatat di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pemerintah melalui badan usaha PT Pertamina berencana untuk melaksanakan seleksi konsumen bagi calon pengguna Pertalite dengan merampungkan pembahasan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Saleh mengatakan penerbitan revisi Perpres 191 tinggal menunggu pengesahan Presiden Joko Widodo. Pembahasan maupun diskusi perihal substansi dan administrasi di lingkup antar kementerian dan lembaga telah tuntas seutuhnya. Meski begitu, Saleh tak menjelaskan detail lebih lanjut soal kriteria kendaraan yang akan diatur.
Dia hanya menyebut, penyusunan revisi Perpres 191 sudah melewati pembahasan dari banyak pemangku kepentingan, termasuk dari Korps Lalu Lintas Polri untuk memperoleh data identitas kendaraan sekaligus NIK pemilik. "Revisi perpres belum ada update," ujar Saleh.
Sebelumnya, pemerintah kembali menggencarkan pembahasan pengetatan distribusi bahan bakar minyak (BBM) Pertalite seiring dengan pertumbuhan harga minyak dunia yang naik signifikan.
Diskusi tersebut kini terpusat pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan diskusi itu juga membahas terkait dampak harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap nilai keekonomian Pertalite, Solar dan liquefied petroleum gas (LPG).
Melansir Bloomberg, harga minyak minyak Brent pada Senin (2/10) berada di level US$ 92,75 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 90,31 per barel.
"Kami mau bahas lagi, mau kami angkat lagi dengan Bu Menteri Keuangan dan Pak Menteri BUMN. Kami bahas dan matangkan," kata Arifin di sela-sela forum the 4 th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry (ICIUOG) 2023 di Nusa Dua, Bali pada Jumat (22/9).
Pembahasan mengenai seleksi konsumen Pertalite menjadi poin utama dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah mengudara sejak pertengahan tahun lalu.
“Sekarang kami angkat lagi, dimatangkan dan akan dilaporkan ke presiden," ujar Arifin.