Eropa Belum Bisa Lepas dari PLTU, Ini Negara dengan Kapasitas Terbesar
Batu bara merupakan salah satu sumber energi fosil yang paling banyak digunakan di Eropa selama satu abad terakhir. Seiring krisis iklim, banyak negara Benua Biru yang memasukkan penghentian penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebagai bagian dari pencapaian target net zero emission (NZE) 2050.
Penghentian pengoperasian atau pensiun dini PLTU batu bara telah berjalan dengan baik di Eropa sebelum meletusnya perang Rusia-Ukraina yang membuat pasokan gas alam tersendat. Rusia mematikan pasokan gasnya ke Eropa sebagai balasan dari sanksi, sehinggabanyak negara Eropa mempertimbangkan menyalakan kembali PLTU.
Jerman menjadi negara pertama yang memberikan lampu hijau untuk pengoperasian PLTU batu bara yang sebelumnya telah dimatikan. PLTU berkapasitas 1,9 gigawatt (GW) disiagakan kembali untuk menghemat konsumsi gas alam yang pasokannya langka saat musim dingin.
PLTU batu bara 1,9 GW tersebut akan menambah kapasitas PLTU yang sudah ada sekitar 40 GW. PLTU ini disiagakan mulai Oktober 2023 hingga akhir Maret 2024 untuk menghindari krisis energi akibat kelangkaan gas alam seperti yang pernah terjadi pada musim dingin sebelumnya.
“Cadangan pasokan akan diaktifkan kembali untuk menghemat gas dalam pembangkitan listrik dan dengan demikian mencegah kemacetan pasokan gas pada periode pemanasan 2023/2024,” kata pemerintah Jerman, dikutip dari Euractiv.com, Jumat (6/10).
Menurut data Global Energy Monitor (GEM) Juli 2023, kapasitas PLTU yang masih beroperasi di Jerman juga merupakan yang terbesar di Eropa yakni 40,36 GW. Kapasitas tersebut tak jauh dari kapasitas total yang dimiliki Indonesia yang mencapai 45,35 GW.
Namun selain Jerman, masih banyak negara Eropa lain yang belum bisa sepenuhnya meninggalkan PLTU batu bara. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit batu bara yang masih beroperasi di Eropa mencapai 166,5 GW. Berikut adalah daftar negara-negara Eropa yang belum bisa melepaskan diri dari PLTU batu bara per Juli 2023:
- Jerman 40,36 GW;
- Rusia 38,28 GW;
- Polandia 29,13 GW;
- Ukraina 7,88 GW;
- Republik Ceko 7,45 GW;
- Italia 6,17 GW;
- Bulgaria 4,57 GW;
- Serbia 4,43 GW;
- Belanda 3,5 GW;
- Spanyol 2,95 GW;
- Yunani 2,88 GW;
- Inggris 2,74 GW;
- Prancis 2,51 GW;
- Romania 2,29 GW;
- Bosnia Herzegovina 2,09 GW.