Shell Tuntaskan Penjualan Sahamnya di Blok Masela

Hari Widowati
18 Oktober 2023, 18:51
Penandatanganan sales purchase agreement Blok Masela oleh Pertamina, Petronas, dan Shell disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif di IPA Convex ke-47 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (25/7).
Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Penandatanganan sales purchase agreement Blok Masela oleh Pertamina, Petronas, dan Shell disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif di IPA Convex ke-47 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (25/7).

Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS), anak usaha Shell plc, telah menuntaskan penjualan 35% participating interest di Blok Masela kepada PT Pertamina Hulu Energi dan Petronas Masela Sdn Bhd.

Dalam keterangan tertulis di situs perusahaan, manajemen Shell menyebut divestasi sahamnya di Blok Masela mencakup Proyek Gas LNG Abadi. "Penyelesaian penjualan saham ini telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk pengalihan kepemilikan saham SUOS kepada PT Pertamina Hulu Energi Masela dan Petronas Masela," ujar manajemen Shell, pada Rabu (18/10).

Divestasi ini sejalan dengan fokus Shell untuk melakukan alokasi modal secara disiplin. Manajemen Shell menegaskan perusahaan akan tetap aktif di sektor hilir dan bahan bakar rendah karbon di Indonesia.

Pada Juli lalu, Shell telah menandatangani kesepakatan untuk menjual 35% sahamnya di Blok Masela senilai US$ 650 juta atau setara Rp 9,75 triliun kepada Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Petronas Masela. PHE mendapatkan porsi saham 20% sedangkan Petronas Masela 15%.

Proyek gas raksasa Abadi LNG yang dipimpin oleh Inpex Corp ini akan menggunakan gas dari Blok Masela untuk memproduksi 9,5 juta kaki kubik gas alam per hari. Produksi gas alam dari blok migas yang terletak 150 km dari Kota Saumlaki, Maluku itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. 

Inpex adalah operator Blok Masela dengan kepemilikan saham 65%. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mengharapkan Proyek Abadi bisa mencapai final investment decision (FID) pada 2024 dan mulai berproduksi pada 2029.

Skema Produksi LNG Mengakomodasi Teknologi CCUS

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan skema kerja produksi LNG di Blok Masela bakal mengakomodasi semua aspirasi dari operator yang terlibat. Salah satunya, produksi LNG di Blok Masela akan menggunakan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) di darat (onshore).

Blok Masela juga akan menggunakan floating storage and regasification unit (FSRU). Nicke menyebut skema ini paling cepat dan efektif. Nantinya akan ada kapal khusus untuk transit dan memindahkan gas yang dieksplorasi di lepas pantai (offshore) ke kilang LNG di daratan.

Tambahan CCUS di Blok Masela sejalan dengan program transisi energi pemerintah sehingga produk gas yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. "Pemerintah sudah mengeluarkan regulasi baru bulan Februari lalu di mana gas processing harus melakukan CCUS sehingga yang dihasilkan adalah blue energy," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Energi DPR, pada Rabu (30/8).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...