ESDM: PLN Telah Bangun 8,6 GW Pembangkit Listrik dari RUPTL 2021-2030
Kementerian ESDM menyampaikan bahwa hingga September 2023 PLN telah membangun 8,6 gigawatt (GW) pembangkit listrik dari total 40,6 GW yang direncanakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan capaian tersebut masih jauh di bawah target untuk tahun ini sebesar 16,9 GW. “Telah beroperasi sebanyak 8,6 GW dari 16,9 GW target,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Bersama Komisi VII DPR pada Rabu (15/11).
Jisman juga menyampaikan terkait perkembangan transmisi listrik yang mencapai 8.439 kilometer (Km) dari target 47.723 Km. “Kami terus mendorong PLN untuk melakukan percepatan penyelesaian pembangunan pembangkit serta transmisi sesuai target,“ ujarnya.
Dalam RUPTL 2021-2030, terdapat amanat pengembangan pembangkit listrik dengan total 40,6 GW. Jisman merinci, pengembangan ini berasal dari dua jenis tenaga pembangkit, yakni berasal dari energi baru terbarukan (EBT) dan energi fosil.
“(Sebesar) 20,9 GW atau 52% dari sumber EBT, sedangkan sisanya 19,7 GW atau 48% masih berasal dari sumber energi fosil,” jelasnya.
Berdasarkan data Juni 2023, dari amanat pembangunan pembangkit tersebut telah beroperasi sebanyak 7 GW. Mengenai penyediaan listrik, Jisman mengatakan PLN memiliki porsi penyediaan tenaga listrik mencapai 90% dari kebutuhan nasional.
Sementara itu dari sisi permintaan, Jisman mengatakan bahwa PLN telah menyampaikan proyeksi pertumbuhan permintaan listrik berdasarkan tiga skenario, yakni rendah (low), moderat, dan tinggi (high).
Skenario rendah hanya memperhitungkan pertumbuhan natural tanpa ada injeksi pelanggan besar. Pada skenario moderat potensi pelanggan besar telah teridentifikasi oleh PLN namun tidak semuanya menjadi konsumen tegangan tinggi (KTT).
Sedangkan pada skenario tinggi, semua potensi pelanggan besar yang teridentifikasi PLN semuanya masuk menjadi KTT. “Kebutuhan tenaga listrik 2024-2033 diperkirakan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 5,11% per tahun (skenario high). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan RUPTL PLN 4,91% per tahun,“ kata Jisman.