PT Timah Temukan Potensi Lokasi Penambangan Logam Tanah Jarang Monasit
Perusahaan holding pertambangan BUMN PT Timah mengatakan saat ini tengah mengkaji penambangan logam tanah jarang monasit. Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Nur Adi Kuncoro mengatakan telah menginventarisasi lokasi yang memiliki potensi penambangan monasit.
“Ada di Bangka Selatan dan Belitung Timur, lokasinya di darat,” kata Adi dalam Public Exposes Live 2023 sesi PT Timah yang dipantau secara daring pada Selasa (28/11).
Adi menyebut PT Timah sudah melakukan penghitungan melalui tim eksplorasi mereka untuk memperkirakan besaran potensi yang mampu dihasilkan PT Timah ketika melakukan kegiatan penambangan. Adi menyampaikan penambangan Monasit ini harus diiringi oleh penambangan timah.
“Jadi melakukan penambangan timah dan monasit. Karena memang monasit adalah bagian dari sisa hasil pengolahan timah,” ujarnya.
Adi menyebut, pengembangan monasit ini merupakan salah satu upaya mendukung hilirisasi yang digalakkan pemerintah. “Saat ini tim pengembangan usaha masih melakukan kajian sejauh mana dari monasit ini kita bisa tingkatkan tentunya menjadi produk hilir yang memang dibutuhkan di market,” kata dia.
Sumber Logam Tanah Jarang
Sebagai informasi, monasit merupakan salah satu sumber logam tanah jarang. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa material logam tanah jarang berpotensi untuk dikembangkan sebagai energi baru dan terbarukan (EBT).
Material Logam Tanah Jarang tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuatan solar cell atau panel surya, baterai isi ulang, dan fuel cell atau sel bahan bakar.
“Logam Tanah Jarang juga dapat diproses terlebih dahulu menjadi advanced material (material maju) sebelum digunakan untuk membuat berbagai perangkat yang menggunakan maupun menghasilkan energi bersih, seperti kendaraan listrik, baterai kendaraan listrik, dan turbin angin,” kata Peneliti Pusat Riset Material Maju (PRMM) BRIN, Jarot Raharjo, beberapa waktu lalu Kamis (3/11).
Indonesia diperkirakan memiliki potensi sekitar 1,5 miliar ton pasir monasit yang tersebar di Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Oleh karena itu, Jarot mengatakan, BRIN bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dari sektor industri, untuk memberikan nilai tambah pada material LTJ. Salah satu kerja sama yang mereka lakukan ialah mengubah pasir monasit menjadi LTJ hidroksida, LTJ oksida dan LTJ logam.