Blok Natuna Tak Bisa Pasok Gas Domestik karena Belum Ada Pipa ke Batam
SKK migas mengatakan distribusi gas masih terkendala masalah infrastruktur. Salah satunya produksi gas Natuna yang belum bisa diekspor ke dalam negeri karena belum dibangunnya pipa gas West Natuna Transportation System (WNTS) ke Pulau Batam.
“Natuna juga sebenarnya punya potensi besar tapi saat ini kita tidak punya pipa yang masuk ke Batam, jadi semua gas yang diproduksi dari Natuna saat ini dijual ke Singapura dan Malaysia,” kata Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas, Rayendra Sidik, dalam diskusi media Tata Kelola dan Optimalisasi Gas Bumi di Bekasi pada Rabu (6/12).
Rayendra menyampaikan ekspor gas ke negara tetangga memang mendatangkan devisa yang cukup signifikan. Namun, pemerintah menginginkan dapat menyambungkan pipa WNTS ke dalam negeri.
“Harapan kami kalau memang bisa dibangun pipa ini ke dalam negeri di sini juga akan sangat menolong dari segi pasokan,” ujarnya.
Pemerintah saat ini memang tengah mengupayakan terhubungnya pipa gas dari ujung Aceh hingga Bali Utara. Upaya itu bisa diwujudkan melalui pipa gas dari Sei Mangke ke Dumai yang belum terbangun, kemudian pipa Cirebon-Semarang (Cisem) yang keberadaannya sangat krusial.
“Agar semua potensi gas yang ada di Jatim bisa didorong ke Jabar yang saat ini sangat membutuhkan gas,” kata dia.
Rayendra berharap proyek pembangunan Cisem ini dapat selesai 2026. Dengan demikian, pipa Cisem dapat mengalirkan gas setahun kemudian.
“Kalau ini harapannya akan banyak pengembangan lagi di area Jatim yg kebetulan entah bagaimana banyak sekali temuannya daripada di daerah lain,” ujarnya.
Sebagai informasi, Pemerintah sebelumnya pernah meminta PT PGN membangun infrastruktur pipa gas bumi dari pipa WNTS ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau. Pembangunan fasilitas ini ditargetkan rampung tahun 2017.
Dirjen Migas Kementerian ESDM yang saat itu dijabat oleh IGN Wiratmaja mengatakan, penugasan kepada PGN untuk membangun pipa WNTS, tertuang dalam Kepmen ESDM Nomor 6105 K/12/MEM/2016 tanggal 19 Juli 2016.
Sebelumnya ada opsi agar pipa WNTS dibangun oleh PLN. Namun dengan demikian, pipanya dedicated untuk PLN di Tanjung Ucang saja.
Sementara jika dibangun oleh Premiere Oil sebagai pengelola Lapangan Gajah Baru, maka modalnya harus kembali sebelum 2028 karena kontraknya akan habis pada tahun itu. Gas yang akan dialirkan ke pipa WNTS ini berasal dari Lapangan Gajah Baru, Blok A Natuna.