Cadangan Migas RI Bertambah 599 Juta Barel dari Persetujuan 33 POD
SKK Migas menambah jumlah cadangan minyak dan gas sebanyak 599,08 juta barel setara minyak (MMBOE). Penambahan ini berasal dari persetujuan 33 rencana pengembangan atau plan of development (POD) lapangan migas pada November lalu.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menyampaikan nilai komitmen investasi dan biaya operasional dari POD yang disetujui mencapai US$ 10,385 miliar atau setara Rp 156 triliun.
Apabila memasukkan dana abandon site & restoration (ASR) yang sebesar US$ 384 juta, maka keseluruhan mencapai US$ 10,769 miliar. “Secara keseluruhan pengajuan POD dan sejenisnya di 2023 mencapai 40 usulan dengan potensi penambahan cadangan migas mencapai sekitar 788,29 MMBOE,” kata Benny siaran pers, dikutip Senin (18/12).
Dia menambahkan bahwa salah satu kunci meningkatkan cadangan migas yang bisa diproduksi adalah mendorong setiap temuan migas untuk dapat dilakukan POD secara cepat.
Selain penambahan cadangan, SKK Migas juga mengatakan bahwa rasio penggantian cadangan migas atau reserves replacement ratio (RRR) sudah mencapai 104,5%. Melalui angka ini, mencatatkan bahwa target RRR di 2023 sudah terpenuhi hingga bulan November.
Benny menyebut, prognosa capaian RRR hingga Desember ini akan mencapai 137,5%. Angka ini dapat dicapai setelah persetujuan beberapa Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL), mulai dari OPL Ubi Sikladi, OPL Riau Waterflood, POD I Revisi Kaliberau Dalam, OPLL Jambi Merang, OPL Karangan Barat dan POD I Maha.
“Penambahan signifikan akan berasal dari POD I Maha dengan operator ENI West Ganal berupa gas sebesar 495 BSCF (gross gas) hingga tahun 2037”, kata dia.
Sejak 2018 SKK Migas berhasil melampaui target RRR 100% setiap tahunnya. “Data tersebut menunjukkan SKK Migas berhasil meningkatkan RRR sekitar 62% lebih tinggi dari target”, ujarnya.
Sebelum 2018, capaian RRR SKK migas selalu di bawah 100%. Keadaan berbalik semenjak adanya transformasi hulu migas yang telah dituangkan dalam Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0 telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan daya saing industri hulu migas nasional.
Benny mengatakan SKK Migas terus mendorong program eksplorasi secara masif yang diikuti dengan program percepatan POD untuk setiap penemuan cadangan baru.
Dia juga menyebut, selama ada penemuan cadangan migas yang baru, serta SKK Migas mampu mendorong transformasi dari cadangan menjadi siap produksi melalui POD maka pada titik tersebut migas di Indonesia tidak akan habis.
Terlebih, dari 128 cekungan yang ada di Indonesia, hanya 20 cekungan yang sudah berproduksi. Menandakan masih adanya potensi migas yang cukup menjanjikan.