PLN Selesaikan 28 Pembangkit Energi Terbarukan, Ada PLTS hingga PLTM

Ferrika Lukmana Sari
6 Januari 2024, 13:39
PLN
Chandra Asri
PLTS terapung Cirata
Button AI Summarize

PT PLN (Persero) telah menyelesaikan 28 pembangkit EBT baru, program dedieselisasi dengan pembangunan jaringan transmisi dan jaringan distribusi hingga pengembangan green hydrogen sepanjang tahun 2023.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengatakan PLN berkomitmen penuh mendukung pemerintah dalam melakukan transisi energi sebagai langkah strategis mengurangi dampak perubahan iklim.

"Kami memangkas ketergantungan kami pada fosil. Tentu saja, kami menghadapi beberapa tantangan dalam melakukan transisi energi. Namun di saat yang sama, kami juga punya banyak peluang melalui kolaborasi," ujar Darmawan dalam keterangan resmi Sabtu (6/1).

Pada 9 November 2023, diresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt peak (MWp) sebagai salah satu upaya transisi energi.

PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara tersebut merupakan wujud kolaborasi PLN dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar. Kolaborasi keduanya dilanjutkan dengan studi penambahan kapasitas PLTS Cirata dan mengembangkan proyek serupa di tempat potensial lainnya.

"Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. Perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi," kata Darmawan.

Resmikan 27 Pembangkit EBT

Selain PLTS terapung Cirata, sepanjang tahun 2023 PLN juga meresmikan 27 pembangkit EBT lainnya dengan total kapasitas sebesar 344 Megawatt (MW) yang akan berkontribusi positif pada upaya transisi energi.

Adapun 27 Pembangkit EBT tersebut terdiri dari pembangkit bertenaga hidro seperti pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) Besai Kemu (8,84 MW), PLTM Sukarame (7,4 MW), PLTM Krueng Isep Ekspansi (10 MW), PLTM Sisire Simandame (4,6 MW), PLTM Lintau 1 (4,64 MW).

Kemudian PLTM Lintau 2 (4,64 MW), PLTM Anggoci (9 MW) PLTM Tongar (6,48 MW), PLTM Aek Sigeaon (3x2 MW), PLTM Aek Sibundong (4x2 MW), PLTM Bayu (3,6 MW), PLTM Cibuni (3,2 MW), PLTM Kanzy 1 (3 MW), PLTM Cileunca (1,09 MW) PLTM Sumberarum 1 (3,4 MW), pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Pageruyung (4,4 MW), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Batu gajah (7,5 MW).

Ada pula pembangkit tenaga surya seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Sepangkur Besar (0,075 MW), PLTS UP3 Gresik Gili Noko (0,05 MW), PLTS Saular (0,025 MW), PLTS Saibus (0,1 MW), PLTS Sadulang Besar (0,1 MW) dan PLTS Kemirian (0,05 MW).

PLN juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yakni PLTP Sorik Marapi (39,6 MW) dan PLTP Sokoria 2 (5 MW), serta pembangkit dengan energi hijau lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu (3,9 MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta (8 MW).

“Kami terus menggali potensi sumber daya alam untuk dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Hal ini menjadi kekuatan kita untuk bisa beralih dari energi berbasis fosil ke sumber energi domestik, langkah ini sekaligus untuk memperkuat ketahanan energi,” ujar Darmawan.

Upaya PLN dalam melepas ketergantungan terhadap fosil juga dilakukan tak hanya dalam membangun pembangkit, tapi juga memperkuat infrastruktur transmisi dan jaringan distribusi ke pulau-pulau di Indonesia yang selama ini masih bergantung pada diesel.

Pengoperasian Jaringan Listrik dan Kabel Sungai

Sebelumnya pada September 2023 PLN berhasil mengoperasikan jaringan listrik dan kabel sungai bertegangan 20 kiloVolt (kV) di Kecamatan Pelangiran dan Kecamatan Teluk Belengkong Provinsi Riau.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...