Target Lifting Migas 2023 Tak Tercapai, Pemerintah Koreksi Target 2024
Pemerintah telah menetapkan target lifting migas 2024. Lifting minyak dipatok 635 juta barel per hari (MBOPD) sedangkan salur atau lifting gas ditetapkan 5.785 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Angka lifting migas ini mengalami penurunan jumlah target dibandingkan 2023. Pada tahun lalu lifting minyak ditarget mencapai 660 MBOPD dengan realisasi 605, 5 MBOPD atau 92% dari APBN. Sementara lifting gas sebanyak 6.160 MMSCFD dengan realisasi sebesar 5.378 MMSCFD atau 87% dari target APBN.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan capaian lifting minyak memang masih di bawah target. Namun selama 2023 kinerja hulu minyak mampu mengurangi penurunan produksi atau decline yang pada 2022 mencapai 7% menjadi 1% di 2023.
“Mudah-mudahan decline bisa terus kami kurangi. Kalau bisa tahun depan sudah benar-benar tidak ada decline,” kata Dwi saat konferensi pers di Jakarta pada Jumat (12/1).
Meski tidak mencapai target APBN 2023, namun Dwi menyampaikan bahwa kinerja lifting gas mengalami peningkatan 1% dibandingkan 2022. “Insyaallah bisa incline lagi di 2024 setelah Tangguh Train 3 berjalan selama satu tahun akan lebih baik lagi. Karena pada 2023 Tangguh Train 3 baru berjalan selama tiga bulan saja,” ujarnya.
Selain capaian lifting, Dwi juga turut menjelaskan mengenai reserve replacement ratio (RRR) selama 2023 mencapai 123,5%. Dwi menjelaskan, RRR ini diartikan dengan seberapa besar kinerja pemerintah dalam mendapatkan cadangan baru untuk mengisi cadangan yang sudah terambil.
“Kami terus mengupayakan agar RRR berada di atas 100% supaya bisa menggantikan cadangan yang diambil. Kami tegaskan, cadangan migas umurnya akan selalu bertambah kalau kami bisa memeprtahankan RRR di atas 100%,” ucapnya.
Dwi juga menjelaskan mengenai kinerja cost recovery yang realisasinya mencapai US$ 7,67 miliar atau 97% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut bahkan lebih terkendali dibandingkan capaian pada 2022.
Pada 2023, capaian investasi migas mencapai US$ 13,7 miliar atau meningkat 13% dari 2022. Kendati demikian, angka investasi ini baru mencapai 88% dari target yang ditetapkan.
SKK migas menyebut pada 2023 investasi mengalami kendala pada pengeboran sumur pengembangan karena safety stand-down. Kemudian juga ketersediaan rig dan tenaga kerja serta banjir di lokasi. Pada 2024, target investasi ditetapkan sebesar US$ 17,7 miliar meningkat 29% dari realisasi 2023.
Dalam paparannya, SKK Migas juga turut menyampaikan besaran penerimaan negara. “Penerimaan negara mencapai US$ 14,59 miliar atau 84%. Ini disebabkan karena ada masalah harga, dan lain-lain,” kata dia.
Pada 2024, jumlah penerimaan negara ditargetkan mencapai US$ 12,89 miliar, kemudian pada pengeboran eksplorasi diharapkan dapat mencapai 48 sumur dan pengeboran pengembangan sebanyak 932 sumur.