Laporan Rystad Energy: Cadangan Gas RI Diperkirakan Capai 100 TCF

Mela Syaharani
29 Januari 2024, 10:09
cadangan gas, rystad energy
Katadata
Ilustrasi infrastruktur gas.
Button AI Summarize

Rystad Energy memperkirakan Indonesia memiliki sumber daya gas lebih dari 100 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF). Besaran volume ini mewakili hampir separuh dari total sumber daya gas di Asia Tenggara, menjadikan Indonesia pemilik cadangan gas terbesar di kawasan.

Potensi ini dapat dimanfaatkan Indonesia untuk bisa memenuhi kebutuhan energi secara mandiri, sekaligus memiliki posisi yang berpengaruh di panggung dunia melalui pemanfaatan potensi sumber daya gas.

Meski begitu, Country Head Indonesia Rystad Energy Sofwan Hadi menilai kepemilikan sumber daya yang besar saja tidak cukup, karena tantangan sebenarnya adalah bagaimana monetisasi sumber daya dapat segera dilakukan.

“Optimalisasi cadangan gas Indonesia, khususnya bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) memiliki tantangan yang kompleks. Sebagian besar potensi gas belum diproduksikan lantaran berada di wilayah deepwater serta memiliki kandungan CO2 tinggi,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Senin (29/1).

Menurutnya, prioritas utama saat ini adalah memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi investor global. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan menciptakan kebijakan yang tepat demi mengantisipasi kebutuhan energi di masa depan.

Namun disaat yang bersamaan dapat memenuhi kebutuhan saat ini, khususnya dalam rangka menghadirkan energi rendah karbon. Sofwan menyampaikan, strategi untuk memaksimalkan cadangan ini harus dilakukan secara bertahap.

“Dalam jangka pendek, kita perlu fokus untuk menjalankan kembali proyek proyek gas yang tertunda karena tantangan pada Mergers and Acquisition (M&A) serta keterbatasan keuangan,” ujar Sofwan.

Harga Gas

Untuk jangka menengah, Sofwan mengatakan pengembangan Blok Masela dan IDD menjadi sangat penting. Akan tetapi, dalam pengembangannya, masalah harga gas juga jadi salah satu faktor penentu kesuksesan.

“Tantangan berikutnya adalah penyesuaian dengan kebijakan low-carbon dan meningkatkan daya tarik fiskal proyek-proyek ini serta tidak lupa juga ketersediaan infrastruktur,” ujarnya.

Sofwan mengatakan, pengembangan infrastruktur dan hub penting untuk mengeksploitasi penemuan pada deepwater. Selain infrastruktur, faktor penting lainnya yakni penyesuaian kebijakan penetapan harga gas domestik dan memastikan peningkatan demand gas yang stabil.

“Sejalan dengan itu, kita harus memberikan prioritas untuk lebih mempromosikan potensi eksplorasi di Indonesia pada perusahaan migas internasional,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...