Harga Minyak Turun Lebih 2%, Peluang Gencatan Senjata Israel-Hamas

Happy Fajrian
2 Februari 2024, 09:40
harga minyak, israel, hamas,
medcoenergi
Harga minyak turun hingga 2,7% didorong oleh peluang gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Palestina.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Harga minyak turun lebih dari 2% pada Kamis (1/2) setelah laporan yang tidak berdasar mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dan berhenti beroperasinya kilang minyak besar di Amerika Serikat (AS) akibat pemadaman listrik.

Seorang pejabat Qatar mengatakan kepada Reuters bahwa belum ada gencatan senjata antara Israel dan Hamas, namun menekankan bahwa Hamas telah menerima proposal gencatan senjata yang dibuat awal pekan ini secara positif.

Minyak mentah berjangka Brent turun US$ 1,85, atau 2,5%, menjadi US$ 78,70 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 2,03, atau 2,7%, menjadi US$ 73,82.

Ketegangan di Timur Tengah belakangan ini mendorong kenaikan harga minyak. Serangan pasukan Houthi yang berbasis di Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah terus berlanjut, sehingga meningkatkan biaya dan mengganggu perdagangan minyak global.

Kelompok Houthi juga mengatakan akan terus melakukan serangan terhadap kapal perang AS dan Inggris dalam apa yang mereka sebut sebagai tindakan membela diri.

Sementara itu, BP mengatakan sedang dalam proses menutup kilang 435,000 barel per hari (bph) di Whiting, Indiana, setelah pemadaman listrik. Pemerintah Kota Whiting mengatakan pemadaman listrik memicu kebakaran yang terlihat saat produk-produk dibakar.

Sebelumnya, dua sumber OPEC+ mengatakan kelompok tersebut akan memutuskan pada pertemuan bulan Maret apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela untuk kuartal pertama atau tidak.

Pertemuan panel tingkat menteri kelompok ini sebelumnya tidak membuat perubahan pada kebijakan produksi minyak. OPEC+ saat ini memiliki pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 2,2 juta bph, yang diumumkan pada November 2023.

Harga minyak sempat naik pada awal perdagangan kemarin setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell sehari sebelumnya mengatakan suku bunga telah mencapai puncaknya dan akan turun dalam beberapa bulan mendatang, dengan inflasi yang terus turun dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Namun Powell menolak berjanji bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan paling cepat pada pertemuan The Fed pada 19-20 Maret, seperti yang diharapkan investor.

AS juga merilis data yang menunjukkan produktivitas pekerja tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat, menjaga biaya unit tenaga kerja tetap terkendali dan memberi The Fed dorongan lagi dalam upaya melawan inflasi.

Manufaktur AS stabil pada bulan Januari di tengah kembalinya permintaan baru, namun inflasi di tingkat pabrik meningkat.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...