Pertamina Kelola Lapangan Migas di Venezuela, Cadangan 12 Miliar Barel
Kementerian ESDM menjelaskan bahwa kunjungan bersama Pertamina ke Venezuela beberapa waktu lalu berkaitan dengan kepemilikan saham Pertamina di perusahaan migas Prancis, Maurel et Prom (M&P).
“Ini kan Pertamina mengambil alih sahamnya (M&P), mereka punya lapangan di Venezuela. Dulu diambil bekas dikelola Shell,” kata Arifin saat ditemui di kantornya pada Jumat (2/2).
Arifin menjelaskan bahwa lapangan migas yang dikelola M&P memiliki cadangan dalam jumlah besar. Selain Venezuela, M&P juga memiliki lapangan migas di Aljazair dan sejumlah negara lainnya.
“Itu ada potensi 12 miliar barel di Lake Maracaibo, Venezuela. Jadi sekarang jangan sampai aset itu tidak terutilisasi atau tidak dimanfaatkan,” ujarnya.
Melansir laman resmi Pertamina (Persero), perusahaan migas pelat merah itu menandatangani perjanjian pembelian 24,53% saham Maurel & Prom dari Pacifico pada 2016. Saham yang terdaftar di bursa efekk Prancis tersebut diakuisisi dengan harga EUR 4,20 per saham, ditambah premium EUR 0,5 per saham.
Sebelumnya, laporan hasil pemeriksaan investigatif (LHP PI) BPK kepada KPK atas kegiatan investasi berupa akuisisi Maurel et Prom (M&P) oleh Pertamina melalui Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) menemukan adanya penyimpangan yang berindikasi pidana dengan kerugian negara US$ 60 juta, sekitar Rp 937 miliar.
Terkait hal ini, Arifin mengatakan bahwa akan mengikuti proses yang ada. "Eksekusinya sudah jadi, administrasi kalau ada fraud atau segala macam ya diselesaikan. Tapi kami melihat prospeknya bagus. Potensinya bagus yang di Venezuela. Kemudian ada di lapangan lain lagi yang memang bisa diangkat liftingnya," ujarnya.
Sebagai informasi, kunjungan Arifin ke Venezuela beberapa waktu lalu juga untuk menjalin kerja sama di bidang energi dengan negara tersebut. Arifin, sebagai Menteri ESDM, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Energi Venezuela Pedo Rafael Tellechea di sektor minyak dan gas (migas).
“Energi memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, kami mencatat bahwa kedua negara dapat berbagi peluang bisnis yang memungkinkan di sektor energi, terutama di bidang minyak dan gas," kata Arifin beberapa waktu lalu, Senin (29/1).
Pada penandatanganan MoU, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri ESDM dengan didampingi Duta Besar RI untuk Venezuela Imam Edy Mulyono, Direktur Utama PT Pertamina International Exploration & Production (PIEP) Jaffee Arizon Suardin, dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro.
MoU yang ditandatangani ini terdiri dari beberapa hal. Pertama, kerja sama bisnis hulu migas antar kedua negara. Kedua, penerapan peningkatan perolehan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery).
Ketiga, pengembangan dan penerapan teknologi serta praktik terbaik untuk mengurangi dampak lingkungan di bidang energi. Keempat, penyimpanan dan penangkapan karbon dan pengurangan gas suar bakar.
Kelima, bidang-bidang usaha yang disepakati oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan/atau swasta dari para pihak tanpa merugikan atau menyesuaikan dengan kontrak serta perjanjian yang ada.
Melalui payung perjanjian antar kedua negara tersebut, Pertamina melalui Pertamina International EP (PIEP) diharapkan bisa menjajaki peluang dalam mengakuisisi blok-blok migas baru Venezuela.