Dapat Relaksasi Ekspor, Ini Kabar Smelter Amman, Freeport, hingga KPC

Mela Syaharani
6 Februari 2024, 14:57
smelter
ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/tom.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (9/11/2023).
Button AI Summarize

Lima perusahaan tambang mineral mendapatkan relaksasi ekspor hingga Mei 2024 dari pemerintah ketika larangan ekspor mineral mentah berlaku mulai 10 Juni 2023. Relaksasi ini diberikan karena telah memenuhi persyaratan, salah satunya terkait kemajuan pembangunan smelter.

Kurang dari empat bulan relaksasi ekspor akan berakhir, lalu bagaimana progres smelter kelima perusahaan tersebut?

Kelima perusahaan yang mendapat relaksasi ekspor yaitu PT Amman Mineral dan PT Freeport Indonesia untuk konsentrat tembaga, PT Sebuku Iron Lateritic Ores selaku perusahaan pemurnian mineral besi, PT Kapuas Prima Citra untuk timbal, dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk seng.

Relaksasi ekspor ini sebagai upaya untuk memitigasi dampak negatif larangan ekspor mineral mentah yang menjadi amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang mineral dan batu bara (UU Minerba), sekaligus memberikan kesempatan perusahaan terkait untuk menyelesaikan proyek smelter.

Kementerian ESDM telah mengeluarkan regulasi terkait Relaksasi ekspor yang tertulis dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Kelanjutan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri.

Pengesahan peraturan menteri itu membuka peluang bagi lima perusahaan untuk memperoleh relaksasi ekspor mineral mentah. Penunjukan tersebut didasari oleh tingkat kemajuan fasilitas pemurnian yang telah mencapai 50% pada Januari 2023.

“Pemberian kesempatan bagi pemegang izin usaha pertambangan mineral logam dalam menjual hasil pengolahan ke luar negeri sampai Mei 2024 terbatas pada komoditas tembaga, besi, timbal, seng, dan lumpur anoda hasil pemurnian tembaga,” kata Arifin dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR pada Rabu (24/5).

Berikut progres pembangunan smelter dan perusahaan yang memperoleh izin relaksasi ekspor hingga Mei 2024:

Smelter Tembaga Freeport

PTFI melaporkan kemajuan pembangunan smelter tembaga kedua mereka di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, telah mencapai 90,6% pada akhir 2023.

“Puji tuhan Alhamdulillah kami bisa mencapai sesuai dengan target dalam s-curve yang disepakati dengan pemerintah yaitu targetnya 90%. Namun kami bisa mencapai 90,6%,” kata Presiden Direktur Freeport Tony Wenas dalam Mining Outlook 2024 yang dipantau secara daring pada Jumat (2/2).

Apabila dibandingkan dengan awal 2023, konstruksi smelter ini telah meningkat sebanyak 36,1%. Data ini berdasarkan laporan verifikator independen, kemajuan fisik pembangunan smelter tembaga PTFI mencapai 54,5% pada Januari 2023.

Meski sudah melampaui target yang ditetapkan, Tony menyebut pihaknya tengah berusaha agar konstruksi smelter ini bisa selesai pada Mei 2024. “Four months to go, jadi kami sedang berusaha sekeras mungkin untuk bisa mencapai 100% untuk smelter tembaganya dan mulai melakukan startup engine on, ignition on,” ujarnya.

Guna melakukan engine on ini Tony menyebut dibutuhkan waktu antara 6-10 minggu. “Untuk memastikan bahwa seluruh smelter furnace oksigennya berfungsi dengan baik. Kemudian bagian elektrolisisnya berfungsi dengan sangat baik, baru mulai kita masukkan konsentrat tembaganya,” ucapnya.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...