Terkendala Banjir, Tajak Sumur MNK Kedua di Blok Rokan Diundur

Mela Syaharani
7 Februari 2024, 13:06
blok rokan, skk migas, eksplorasi migas, migas nonkonvensional, pertamina
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

SKK Migas mengungkapkan bahwa tajak sumur migas nonkonvensional (MNK) kedua di Blok Rokan belum terlaksana. Wakil Kepala SKK MIgas Nanang Abdul Manaf menyebut hal ini dikarenakan area sumur yang tergenang banjir.

“Sedang mengalami banjir yang sangat masif, sehingga demi keselamatan kerja kami menunggu kondisi banjir selesai,” kata Nanang saat dihubungi Katadata pada Rabu (7/2).

Sebagai informasi, melansir Antara pada bulan lalu Pemerintah Provinsi Riau memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi dari 31 Januari 2024 menjadi 29 Februari 2024 karena di sejumlah wilayah setempat masih dilanda banjir dan diguyur hujan lebat.

Bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, gelombang tinggi, dan angin puting beliung. Menurut data BPBD Riau, pada akhir Januari terdapat delapan kabupaten dan kota yang diprediksi masih terjadi banjir karena dilanda hujan dengan intensitas tinggi.

Wilayah tersebut mulai dari Kota Pekanbaru, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kuantan Singingi. “Kemungkinan tajak sumur kedua akan dilaksanakan pada akhir Februari ini,” ujarnya.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah melakukan tajak perdana sumur MNK di Blok Rokan. Tepatnya di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir pada Juli 2023.

Di lokasi yang sama, pada kedalaman 9 ribu kaki, terdapat indikasi adanya hidrokarbon. Selain Lapangan Gulamo, tajak sumur juga akan dilakukan di Lapangan Kelok pada wilayah kerja yang sama. “Sekarang rig (alat pengeboran) sudah pindah ke sumur kedua,” ujar Arifin pada awal Januari lalu.

Pengembangan dari dua sumur MNK tersebut diproyeksi dapat memberi kontribusi produksi minyak pada 2025. Lalu, secara bertahap dapat menyumbang 60 ribu sampai 70 ribu barel per hari (bopd) pada 2030. “Tapi kalau tidak ada potensi nanti kita akan impor,” ujarnya.

Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa pengembangan MNK di Blok Rokan telah memasuki tahap studi yang hasilnya akan diumumkan pertengahan tahun ini.

“Untuk MNK studi laboratorium sedang dikerjakan, mungkin lima bulan dari sekarang akan keluar hasil studinya,” kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat konferensi pers di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (16/1).

Tutuka mengatakan studi ini dilakukan baik di dalam dan luar negeri. “Nanti diketahui apakah potensinya cukup menjanjikan untuk dilakukan eksploitasi. Apakah ekonomis atau tidak,” ujarnya.

Melansir dari situs resmi Pertamina, sumur migas nonkovensional adalah produksi migas dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability). Bedanya dengan migas konvensional terletak pada lokasinya.

Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan bumi. Sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...