Pertamina: Cadangan Gas Blok SK510 di Malaysia Capai 6,6 TCF

Happy Fajrian
7 Februari 2024, 17:50
cadangan gas, blok migas, malaysia, pertamina
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Pekerja Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) memeriksa instalasi saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pertamina akan menggarap proyek eksplorasi migas di Malaysia usai memenangi lelang blok migas SK510. Blok ini diperkirakan memiliki potensi cadangan gas jumbo mencapai 6,6 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF).

“Ukurannya termasuk big fish di Malaysia. Kaya akan minyak dan gas. Bagian dalam ada gas dan yang dangkal minyak,” kata Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng pada acara Media Gathering PHE di Mandalika, NTB, Rabu (7/2).

Proyek ini dilakukan secara kolaborasi termasuk dengan Petronas, perusahaan energi negeri jiran. Muharram mengatakan bahwa potensi cadangan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk transisi energi ke gas. “Kita kan harapannya transisi energi ke gas,” ujarnya.

Ekspansi Pertamina ke Malaysia itu melalui PT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi (PMEP) yang bersama mitra berhasil memenangkan lelang blok migas eksplorasi SK510 pada Januari tahun ini.

Pemegang participating interest (PI) Blok SK510 terdiri atas Petronas Carigali Sdn. Bhd. yang berlaku sebagai operator dengan PI sebesar 40%, PMEP dan Inpex Malaysia E&P SK510 Sdn. Bhd masing-masing 25%, dan Petroleum Sarawak Exploration & Production Sdn. Bhd dengan 10%.

Blok SK510 mencakup area kerja seluas 1.864 km2 yang berlokasi di lepas pantai Sarawak, Malaysia yang masuk dalam portofolio pengelolaan aset hulu PHE, selaku Subholding Upstream Pertamina.

Muharram menegaskan eksplorasi cadangan minyak dan gas harus terus dilakukan demi menjaga ketahanan energi nasional. PHE sendiri akan terus melakukan eksplorasi cadangan migas secara masif dan agresif.

Menurut dia, persoalan migas bukan persoalan ekonomi semata, tapi bagian dari strategi keberlanjutan suatu bangsa. Sebab jika mengacu perang Rusia-Ukraina, terlihat bagaimana rentannya Eropa saat pasokan gas dari Rusia disetop.

Dari kaca mata Indonesia, kebutuhan akan energi fosil minyak bumi pada 2050 diperkirakan masih tinggi, mencapai 24% atau 240 MTOE dari estimasi kebutuhan energi nasional sebesar 1.000 mega ton oil ekuivalen (MTOE).

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...